Habib Bahar bin Smith mengaku pernah berdebat dengan Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur. Keduanya berdebat soal pemahaman Thoghut.
"Saya dulu pernah debat dengan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir ketika saya baru masuk di Lapas Gunung Sindur. Saat saya khatib Idul Adha, ketika itu saya membahas NKRI. sempat berdebat sedikit masalah thoghut," ujar Bahar dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Kamis (21/7/2022).
Hal itu disampaikan Bahar saat diperiksa sebagai terdakwa. Bahar duduk di kursi pesakitan lantaran didakwa menyebarkan berita bohong atau hoaks saat ceramah di Bandung. Pembicaraan soal thogut ini berlangsung saat hakim menanyai dampak provokasi dari ceramah Bahar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke soal thoghut, Bahar mengaku dirinya tak sependapat dengan kelompok ekstrimis atau terorisme yang menganggap pemerintah sebagai thoghut. Bahkan Bahar sendiri pernah dianggap thoghut.
"Saya sudah jelaskan, thoghut itu kan teroris yang suka bom sana sini. Polisi dibilang thogut, hakim dibilang thoghut. Jangankan polisi, jangankan hakim, saya saja dibilang thoghut. Kenapa? Karena saya mengaku NKRI harga mati, Pancasila harga mati. Mereka memiliki pemahaman yang dangkal, yang sempit memaknai thoghut. Saya mempelajari thoghut, saya sampaikan ke masyarakat," tuturnya.
"Polisi mereka muslim di mana thoghutnya? Hakim muslim di mana thoghutnya? Kita negara Pancasila, Pancasila berdasarkan Islam di mana thoghutnya?" kata Bahar menambahkan.
Terkait provokasi yang disinggung hakim, Bahar bercerita soal pengalamannya selama ini. Menurutnya, provokasi yang dilakukan dirinya bukan karena ceramah. Dia menyebut jemaah terprovokasi apabila dia memimpin sebuah gerakan.
"Jikalau saya langsung yang memimpin. Kita nggak ngomong ceramah. Kasus Priok (makam Mbah Priok) Semua terprovokasi, karena saya terjun memimpin. Kasus Ahmadiyah saya mimpin langsung. 2012 kasus The Most saya langsung mimpin semua jemaah. Nggak saya suruh, lihat saya semua ikuti," ujarnya.
(dir/mso)