Permintaan Keluarga Brigadir Yoshua dan Jawaban Polisi soal CCTV

Permintaan Keluarga Brigadir Yoshua dan Jawaban Polisi soal CCTV

Tim detikNews, detikSumut - detikJabar
Selasa, 12 Jul 2022 16:14 WIB
CCTV system security inside of stationery store.Surveillance camera installed on ceiling to monitor for protection customer in grocery shop
Ilustrasi CCTV (Foto: (iStock))
Jakarta -

Keluarga Brigadir J atau Novriansyah Yoshua Hutabarat meyakini adiknya tak melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo seperti yang dituduhkan. Keluarga pun meminta bukti CCTV di rumah Irjen Ferdy.

"Saya tak yakin ya dengan keterangan itu. Saya butuh hasil bukti otentiknya seperti CCTV ya, kalau memang adik saya telah melakukan perbuatan itu," ujar kakak Yoshua, Yuni Hutabarat seperti dilansir dari detikSumut, Senin (11/7/2022).

Yuni mengatakan, keluarga tak akan percaya sampai polisi memberikan bukti atas keterangan itu. Seperti diketahui, Yoshua tewas usai disebut melakoni baku tembak dengan Bharada E usai terpergok melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika itu ada buktinya mungkin kami bisa menerimanya, tetapi ketika kami nanya dengan salah satu utusan Polri dari Mabes di Jakarta juga ketika kami minta bukti CCTV-nya, disebut jika CCTV tidak ada," ucapnya.

Dia menilai dugaan adiknya melecehkan istri Kadiv Propam hanya mengada-ada jika tak disertai bukti dan fakta. Dia hanya berharap agar kejadian tewasnya adiknya itu bisa diusut tuntas dan lebih terbuka.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa sesuatu yang disebutkan tanpa bukti nyata itu kan sama saja seperti hal mengada-ada ya. Kami di sini butuh bukti nyata, mustahil kan di rumah dinas seorang jenderal tidak ada CCTV nya," ujarnya.

Jawaban Polisi

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, CCTV di rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo rusak sejak dua minggu yang lalu.

"Kami juga mendapatkan bahwa di rumah tersebut memang kebetulan CCTV-nya rusak sejak dua minggu lalu. sehingga tidak dapat kami dapatkan," Budhi dalam konferensi pers seperti dikutip dari detikNews.

Walau begitu polisi tak hilang akal untuk mengusut kasus polisi tembak polisi ini. Penyelidikan akan tetap berpegang teguh dengan prinsip scientific crime investigation.

Dia mengatakan hal itu penting agar kasus penembakan yang menyebabkan Brigadir J tewas dengan tujuh luka tembak menjadi terang.

"Namun kemudian tentunya kami tidak berhenti sampai di situ. Secara scientific crime investigation kami berusaha untuk mengungkap, membuat terang peristiwa ini dengan mencari alat bukti lain secara saintifik," ucapnya.

Dia mengatakan pihaknya juga masih mencari bukti pendukung, yakni CCTV dari sekitar rumah tersebut. Menurutnya, rekaman CCTV dari area sekitar rumah diperlukan untuk mengetahui proses kedatangan orang-orang saat baku tembak terjadi.

"Mencari alat bukti lain dengan saintifik. Tentunya kami mencari juga alat bukti pendukung, yakni CCTV, dari sekitar rumah tersebut yang bisa membuktikan petunjuk adanya proses atau orang-orang yang mungkin berada di rumah tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, Brigadir J tewas ditembak Bharada E dalam baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Peristiwa maut itu terjadi di perumahan Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB. Irjen Ferdy Sambo disebut tak berada di rumah saat baku tembak itu terjadi.

Tambahan informasi, Brigadir Yoshua ditugaskan menjadi sopir dinas istri Irjen Ferdy. Sedangkan, Bharada E bertugas sebagai pengawal Irjen Ferdy.

(yum/yum)


Hide Ads