BP Rebana Lirik Potensi Garam di Cirebon Topang Ekonomi Jabar

BP Rebana Lirik Potensi Garam di Cirebon Topang Ekonomi Jabar

Devteo Mahardika - detikJabar
Kamis, 27 Nov 2025 17:44 WIB
Kepala BP Kawasan Rebana, Helmy Yahya
Kepala BP Kawasan Rebana, Helmy Yahya (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar).
Cirebon -

Komoditas garam kembali mencuri perhatian dalam peta investasi Jawa Barat. Badan Pengelola (BP) Kawasan Rebana menilai, garam Cirebon memiliki kualitas tinggi dan potensi besar untuk menjadi motor penggerak masuknya investor baru, terutama bagi industri yang sangat membutuhkan bahan baku garam bermutu.

Kepala BP Kawasan Rebana, Helmy Yahya bahkan mengaku, terkejut setelah mengetahui bahwa Kabupaten Cirebon memiliki produksi garam rakyat dengan mutu yang sangat baik, namun belum banyak terekspos.

"Saya kaget Cirebon punya garam bagus. Ini sebenarnya peluang besar untuk menarik investor," ujar Helmy seusai kegiatan Cirebon Investment Summit 2025, Kamis (27/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Helmy menilai, komoditas garam dapat menjadi sektor unggulan baru jika dikelola secara serius. Upaya hilirisasi dinilai penting agar garam tidak hanya diproduksi mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai tambah.

Menurutnya, pengembangan sektor garam akan memberikan multiplier effect membuka lapangan kerja, memperkuat perekonomian pesisir, serta meningkatkan posisi Cirebon di Kawasan Rebana.

ADVERTISEMENT

Helmy berencana meninjau langsung lokasi produksi garam di Cirebon untuk memetakan potensi yang dapat dikembangkan. Ia juga menyoroti bahwa selain garam, Cirebon memiliki potensi pendukung lain seperti perikanan, kuliner, batik, dan seni topeng, yang bisa memperkuat daya tarik investasi.

Meski demikian, Helmy menegaskan perlunya percepatan pembangunan kawasan industri sebagai syarat utama menarik investor. Menurutnya, proses investasi harus didukung dengan perizinan yang mudah, pembebasan lahan yang lancar dan rantai pasok yang kuat.

BP Kawasan Rebana pun memastikan siap melakukan debottlenecking untuk mengatasi hambatan-hambatan teknis yang mungkin dihadapi investor.

Helmy berharap penguatan sektor garam dapat menjadi langkah awal kebangkitan ekonomi Cirebon, sekaligus membantu pemerataan pembangunan di wilayah Jawa Barat.

Sementara itu, Kepala DPMPTSP Kabupaten Cirebon, Hilmy Rivai, menegaskan bahwa arah investasi daerah kini mulai bergerak signifikan menuju industri garam terutama garam industri yang permintaannya sangat tinggi, termasuk untuk pasar internasional.

"Ada sejumlah investor yang tertarik untuk masuk ke sektor garam di Kabupaten Cirebon," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa garam industri memiliki setidaknya 19 jenis turunan produk yang dibutuhkan pasar global, mulai dari sektor makanan, farmasi, hingga kecantikan. Jika dikelola lebih mendalam, jumlah turunan produk garam bahkan bisa mencapai 90 jenis produk kimia bernilai tinggi.

"Kalau kita mengolah garam sebaik-baiknya, Cirebon akan kaya," tegasnya.

Data terbaru menunjukkan dinamika produksi garam di Cirebon dalam empat tahun terakhir tahun 2021 sebanyak 5.368,56 ton, tahun 2022 sebanyak 7.925,88 ton, tahun 2023 sebanyak 116.490,25 ton mengalami kelanjutan lonjakan terbesar dan tahun 2024 sebanyak 34.832,9 ton yang mengalami turun cukup tajam.

"Fluktuasi ini menunjukkan perlunya peningkatan teknologi produksi dan tata kelola agar Cirebon dapat menjaga stabilitas suplai untuk kebutuhan industri," pungkasnya.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads