Van Beek, Arsitek Belanda yang Bangun Makam Bergaya Eropa di Kuningan

Van Beek, Arsitek Belanda yang Bangun Makam Bergaya Eropa di Kuningan

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 03 Agu 2025 08:30 WIB
Situs Makam Van Beek Cigugur Kuningan
Situs Makam Van Beek (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Kuningan -

Terdapat sebuah bangunan bersejarah di kawasan Jalan Cigugur arah Palutungan, Kabupaten Kuningan. Bangunan tersebut merupakan kompleks permakaman kuno peninggalan zaman Hindia Belanda yang dikenal dengan nama Situs Makam Van Beek. Bentuknya unik, menyerupai monumen yang dibangun dari susunan bata-bata besar berwarna putih. Meski warnanya telah memudar dimakan usia, struktur bangunannya masih terlihat kokoh dan terawat.

Bagian depan situs ini dilengkapi pintu masuk berupa pagar besi. Besi yang sudah berkarat menambah kesan tua dan historis pada bangunan. Meskipun letaknya tepat di tepi jalan, suasana di dalam terasa berbeda. Begitu melangkah masuk, pengunjung akan merasakan suasana teduh dan agak gelap karena cahaya matahari hanya masuk melalui beberapa celah ventilasi. Ventilasi ini berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk salib, menyaring cahaya secara dramatis ke dalam ruangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tepat di tengah bangunan terdapat tiga struktur mirip peti mati, dua di antaranya berdempetan dan satu lagi berukuran lebih kecil yang diletakkan di antara keduanya. Ketiga bangunan ini berada persis di bawah sebuah kubah, dikelilingi oleh hiasan ukiran yang mempertegas nuansa arsitektur Eropa klasik.

Lingkungan sekitar situs ini cukup asri. Sebuah taman kecil dengan rerumputan hijau dan tanaman hias menambah kesan damai. Di area taman juga ditemukan lima makam kuno lain yang sudah tampak pudar dan dipenuhi lumut. Tak jauh dari sana, sebuah papan informasi mengenai status cagar budaya situs ini berdiri, sayangnya tulisan di atasnya sudah sulit dibaca karena lapuk dan menghitam.

ADVERTISEMENT
Situs Makam Van Beek Cigugur KuninganSitus Makam Van Beek Cigugur Kuningan Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Dosen Sejarah dari Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, Tendi mengatakan, sosok Van Beck sendiri memiliki nama asli Hendrik Albertus van Beek. Kala itu, Van Beek bekerja di Kuningan sebagai supervisor di Departemen Pekerjaan Umum.

"Orang pada nyebutnya Van Beck padahal tulisannya itu Beek. Jadi dulu itu ada namanya Hendrik Albertus van Beek yaitu orang yang bekerja di Departemen Pekerjaan Umum. Nah si Van Beek pernah menikah di Bandung sekitar 1907. Dan di Kuningan menjabat sebagai supervisor," tutur Tendi.

Untuk bangunan makam yang di Jalan Cigugur sendiri, merupakan bangunan yang dibangun oleh Van Beek. Menurut Tendi, awalnya bangunan makam tersebut diperuntukkan untuk keluarga Van Beek yang sudah meninggal.

"Ternyata kalau dicek si Van Beck itu makam yang peruntukan untuk keluarga awalnya. Karena dia orang pekerjaan umum dia berupaya untuk membuat permakaman yang megah di Cigugur sebagai pemakaman keluarganya. Tapi dianya juga tidak dimakamkan di sana," tutur Tendi.

Alasan Van Beek membangun permakaman di Cigugur adalah karena cuaca Cigugur yang dingin dan sejuk. Selain makam, kala itu, Cigugur juga dijadikan sebagai tempat pemukiman orang Eropa yang bekerja di Kuningan dan Cirebon.

"Karena orang Eropa itukan biasa di Eropa dingin dan sejuk. Ketika mereka banyak bekerja di Cirebon ada yang di pabrik gula, pabrik rokok, pelabuhan dan mereka itu refreshing dan membangun perumahan itu di daerah Kuningan. Makanya kampung Belanda lama itu adanya di Linggajati, Sangkanhurip, dan Cigugur. Banyak juga peninggalan makam Belanda di daerah itu, karena tempat itu jadi tempat istirahatnya orang Eropa," tutur Tendi.

Dalam sebuah artikel di surat kabar Hindia Belanda Algemeen Handelsblad edisi 8 Juli 1921, disebutkan bahwa H. A. Van Beek membangun kompleks permakaman bergaya Eropa ini selama lebih dari satu tahun. Setelah selesai, jenazah anak dan menantunya dipindahkan ke lokasi tersebut, sementara satu tempat khusus disiapkan untuk dirinya sendiri.

Dalam surat kabar itu tertulis pula Van Beek terinspirasi dari monumen pemakaman di Italia yang terbuat dari marmer. Namun, karena keterbatasan material dan lokasi yang terpencil di tengah hutan, ia memilih menggunakan beton. Hingga kini, ruang aula pemakaman tersebut masih luas dan belum dimanfaatkan secara penuh.

"Jenazah suami dan anak sang arsitek akan dipindahkan ke sana, sementara tempat telah disediakan untuk sang pendiri sendiri. Masih terdapat begitu banyak ruang di aula sehingga hanya sejumlah kecil pengunjung yang dapat berdiri," tulis surat kabar Algemeen Handelsblad edisi 8 Juli 1921.

Bagi masyarakat yang tertarik menelusuri jejak sejarah kolonial Belanda di Kuningan, Situs Permakaman Van Beek dapat dikunjungi secara langsung. Lokasinya berada di Jalan Cigugur, tak jauh dari Markas Koramil 1515 Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Situs Makam Van Beek Cigugur KuninganSitus Makam Van Beek Cigugur Kuningan Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Halaman 2 dari 2
(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads