Sama seperti siang-siang sebelumnya, Jalan Perjuangan, Kota Cirebon tampak riuh oleh deru mesin kendaraan. Namun, pada Kamis (31/7/2025) ini ada yang berbeda. Deretan bendera merah putih tertata rapi di tepi jalan. Sesekali kainnya berkibar diterpa angin siang.
Di balik deretan bendera berbagai ukuran itu, Ruli Santoso (40) duduk di atas kursi kayu sederhana. Setiap kali ada kendaraan yang melambat, dengan sigap ia berdiri sembari meraih satu bendera untuk ditawarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pengendara terlihat hanya menengok sebentar sebelum tancap gas dan berlalu pergi. Namun, Ruli tetap tenang serta sabar menunggu pembeli datang.
Tak berselang lama, pucuk dicinta ulam pun tiba. Siang itu, terlihat ada seorang pengendara yang menepi. "Mau beli bendera, pak," ujar si pengendara seraya turun dari sepeda motornya.
Ruli pun langsung berdiri dan menyambutnya dengan senyum ramah. Berbagai macam bendera lalu ia tawarkan. Tidak butuh waktu lama, si pengendara itu langsung membeli bendera merah putih berukuran sedang.
"Alhamdulillah, sampai siang ini udah ada tiga orang yang beli bendera," kata Ruli, lalu kembali duduk di kursi kayu, menunggu pembeli berikutnya.
![]() |
Ruli adalah pedagang bendera musiman. Setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan, pria yang sehari-harinya berjualan makanan itu mendadak banting stir menjadi pedagang bendera.
Tahun ini, Ruli membuka lapak dagangannya di pinggir Jalan Perjuangan, Kota Cirebon. Ada berbagai ukuran bendera yang ia jual di lapaknya.
Bagi Ruli, berjualan bendera musiman telah menjadi kebiasaannya setiap tahun. Biasanya, ia mulai membuka lapak beberapa minggu sebelum peringatan hari kemerdekaan.
"Kalau hari-hari biasa, saya jualannya makanan. Kaya jamur krispi dan lain-lain," kata dia.
Khusus di momen hari kemerdekaan, Ruli sengaja mengambil kesempatan untuk berjualan bendera. Sebab, kata dia, menjelang peringatan hari kemerdekaan banyak warga yang membeli bendera.
"Kalau sekarang-sekarang sih belum terlalu ramai. Biasanya mulai ramai itu kalau udah masuk bulan Agustus," kata dia.
Bendera-bendera berbagai macam ukuran itu ia jual dengan harga bervariasi. Untuk bendera ukuran kecil misalnya, ia jual mulai dari harga Rp5.000 hingga Rp20.000. Sementara bendera berukuran besar dipatok dengan harga Rp55.000.
Tidak hanya bendera, di lapak dagangannya, Ruli juga menjual berbagai macam pernak-pernik bertemakan hari kemerdekaan. "Bambu untuk tiang bendera juga saya jual," kata dia.
Ruli tidak menyebut angka pasti soal pendapatnya dari hasil berjualan bendera. Namun, kata dia, mendekati 17 Agustus omzetnya bisa tembus hingga Rp2 juta per hari.
"Kalau lagi ramai, kadang bisa sampai Rp2 jutaan. Tapi itu kalau udah mendekati 17 Agustus," kata Ruli.
Bagi Ruli, bendera merah putih yang berjajar rapi di tepi jalan itu bukan sekadar hiasan. Di balik semua itu, ia sendiri tengah berjuang menafkahi keluarga dengan membuka lapak di Jalan Perjuangan.
"Saya punya anak dua. Anak pertama kelas 5 SD, anak kedua umurnya dua tahun setengah," kata Ruli.
(dir/dir)