Lonjakan Sampah di Cirebon Usai Momen Lebaran 2025

Lonjakan Sampah di Cirebon Usai Momen Lebaran 2025

Devteo Mahardika - detikJabar
Jumat, 11 Apr 2025 03:30 WIB
Tumpukan sampah di Cirebon
Tumpukan sampah di Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Cirebon -

Volume sampah liar di Kabupaten Cirebon mengalami lonjakan drastis hingga mencapai 30 persen dibandingkan hari-hari biasa usai momen lebaran 2025. Lonjakan ini terjadi merata di berbagai titik, terutama di wilayah yang sistem pengelolaan sampahnya belum berjalan optimal.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Fitroh Suharyono, mengungkapkan bahwa peningkatan ini disebabkan oleh tingginya aktivitas masyarakat, baik dari warga lokal maupun para pemudik yang datang merayakan lebaran di kampung halaman. Selain itu, cuaca yang tidak menentu turut memperburuk situasi.

"Ada peningkatan volume sampah liar antara 20 hingga 30 persen pasca-lebaran. Ini belum termasuk sampah rumah tangga yang juga mengalami peningkatan," ujar Fitroh, Kamis (10/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fitroh menjelaskan, setiap harinya DLH mengangkut hingga 200 ton sampah ke dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yakni TPA Gunungsantri dan TPA Kubangdeleg. Guna mengantisipasi penumpukan, pihaknya hanya memberikan jatah libur satu hari kepada petugas kebersihan, yaitu pada hari pertama lebaran. Selebihnya, petugas langsung kembali aktif dengan sistem kerja lembur.

"Petugas hanya libur di hari pertama Idulfitri. Hari kedua, mereka sudah turun kembali ke lapangan. Kami juga menerapkan sistem lembur demi mempercepat proses pengangkutan sampah," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Namun demikian, DLH menyoroti masih banyaknya titik-titik yang penanganan sampahnya belum optimal karena minimnya peran pemerintah desa. Untuk mendorong kesadaran dan kemandirian desa dalam mengelola sampah, DLH akan menerapkan kebijakan sanksi sosial bagi desa yang tidak melakukan pengolahan sampah secara mandiri.

"Ke depan, jika ada desa yang tidak menjalankan pengolahan sampah, maka kami akan memberikan sanksi sosial. Sampah liar yang ada di wilayah tersebut tidak akan kami angkut. Ini bentuk tanggung jawab bersama," tegas Fitroh.

Dengan situasi ini, pihaknya berharap masyarakat dan pemerintah desa semakin sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan, terutama saat momen-momen besar seperti Lebaran yang cenderung memicu peningkatan volume sampah secara signifikan.




(dir/dir)


Hide Ads