30 Tahun Mengabdi, Kisah Tanjung Tukang Ojek Pangkalan Cirebon

30 Tahun Mengabdi, Kisah Tanjung Tukang Ojek Pangkalan Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 12 Jan 2025 09:00 WIB
Tanjung di depan motornya saat mangkal di stasiun Kejaksan Cirebon
Tanjung di depan motornya saat mangkal di stasiun Kejaksan Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Ketika memasuki usia senja, banyak orang memilih menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Tanjung. Di usianya yang telah menginjak 70 tahun, pria asal Cirebon ini masih giat bekerja sebagai tukang ojek pangkalan di sekitar Stasiun Kejaksan Cirebon.

Sambil sesekali menawarkan tumpangan kepada pejalan kaki, Tanjung bercerita tentang perjalanan panjangnya sebagai tukang ojek pangkalan yang dimulai sejak tahun 1990-an. Saat itu, bersama teman-temannya, Tanjung biasa mangkal di depan stasiun.

"Sudah lama ya dari tahun berapanya mah, saya saja sudah 70 tahun, ada sekitar 30 tahun mah jadi tukang ojek pangkalan, sudah lama nggak kehitung," tutur Tanjung belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanjung mengenang masa kejayaan ojek pangkalan sebelum munculnya ojek online. Saat itu, ojek pangkalan menjadi transportasi andalan di Stasiun Kejaksan. Penumpang bahkan rela antre untuk mendapatkan tumpangan.

"Wih dulu mah ramai banget, sehari Rp 180.000 itu dapat, bisa narik penumpang sampai 50 orang, dulu penumpang sampe menunggu dan nyari kita, dulu nganter penumpang jauh bisa sampai Kuningan," tutur Tanjung.

ADVERTISEMENT

Namun, kehadiran ojek online membawa dampak besar bagi Tanjung. Pendapatannya menurun drastis. Kini, ia hanya mendapatkan sekitar Rp20.000 per hari, bahkan kadang tidak mendapatkan penumpang sama sekali.

"Kalau boleh ngomong mah capek, turun drastis, separuh pendapatan dulu juga nggak ada, sehari paling dapat Rp 20.000, kadang juga nggak dapat, nggak kayak dulu, penumpang yang nyari kita, sekarang kita nyari penumpang," tutur Tanjung.

Tanjung sempat mencoba bergabung dengan ojek online, tetapi terkendala usia dan kemampuan penglihatannya yang mulai menurun.

"Pernah diajak sama orang ojek online, tapi karena usia, terus matanya juga nggak kelihatan kalau lihat layar hp. Tapi untuk melihat di siang hari mah, masih jelas semua, kecuali liat layar WA saja, jadi nggak ikut," tutur Tanjung.

Meski usia sudah lanjut, Tanjung tetap bekerja dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Anak-anaknya sebenarnya sudah meminta Tanjung berhenti bekerja karena khawatir dengan kesehatannya. Namun, Tanjung memilih tetap bekerja demi menjaga kesehatannya.

"Anaknya 2, sudah pada nikah semua, punya cucu juga. Alasan kenapa masih kerja, karena saya orangnya nggak mau nganggur, pernah disuruh sama anak buat berhenti kerja, katanya sudah tua, cuman kalau di rumah tuh males ya, bawaannya malah sakit, nggak enak badan, libur sehari saja itu pusing, sakit kepala, pinggang sakit," tutur Tanjung.

Tanjung mengaku, meskipun penghasilannya tidak menentu, ia merasa lebih sehat dan bugar saat tetap aktif bekerja. Harapannya sederhana, tetap diberi kesehatan agar bisa melanjutkan pekerjaannya.

(iqk/iqk)


Hide Ads