Imbas TPAS Kubangdeleg Cirebon Tutup, Truk Sampah Antre di Gunung Santri

Imbas TPAS Kubangdeleg Cirebon Tutup, Truk Sampah Antre di Gunung Santri

Devteo Mahardika - detikJabar
Selasa, 07 Jan 2025 13:55 WIB
Antrean truk pengangkut sampah di TPAS Gunung Santri, Kabupaten Cirebon.
Antrean truk pengangkut sampah di TPAS Gunung Santri, Kabupaten Cirebon. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kubangdeleg akibat aksi protes warga setempat berimbas pada proses pengangkutan sampah di Kabupaten Cirebon. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon terpaksa mengalihkan seluruh pembuangan sampah ke TPAS Gunung Santri di Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan, yang kini menjadi satu-satunya lokasi pembuangan akhir.

Kondisi ini menyebabkan antrean panjang truk pengangkut sampah setiap harinya. Puluhan kendaraan dari wilayah timur dan barat Kabupaten Cirebon menunggu giliran membongkar muatan sampah. Sopir truk sampah DLH Kabupaten Cirebon Andi Suhandi mengeluhkan jarak tempuh dan waktu antre yang semakin lama.

"Saya berangkat dari wilayah timur jam 5 pagi, sampai di TPAS Gunung Santri jam 6 pagi, dan tetap harus antre lama untuk masuk," kata Andi, Selasa (7/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, biasanya pembuangan sampah di TPA Kubangdeleg selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, kini dengan jarak yang lebih jauh dan waktu antrean yang panjang, penyelesaian tugas bisa mencapai sore hari.

"Tenaga saya terkuras, pagi mulai kerja jam 5 pagi, selesai sore, dan besok harus seperti itu lagi," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Semantara itu, Salam selaku petugas harian TPAS Gunung Santri, menyebutkan bahwa penutupan TPA Kubangdeleg memaksa semua truk dari wilayah timur Cirebon dialihkan ke TPAS Gunung Santri. Akibatnya, jumlah truk yang sebelumnya hanya 42 dari wilayah barat Cirebon bertambah 17 hingga 18 truk dari timur Cirebon, sehingga totalnya mencapai hampir 60 truk setiap hari.

"Dampaknya, lahan jadi lebih cepat penuh karena jumlah muatan bertambah. Per mobil bisa mengangkut hingga 7 ton sampah, sehingga kapasitas yang seharusnya cukup untuk setahun, mungkin akan penuh lebih cepat," jelas Salam.

Selain itu, para petugas di TPAS Gunung Santri juga harus bekerja lebih lama. Jika biasanya mereka selesai bekerja pukul 13.30 WIB, kini baru selesai pukul 14.00 - 16.00 WIB karena menunggu seluruh truk membongkar muatan.

Baik sopir truk sampah maupun petugas di TPAS Gunung Santri berharap agar TPA Kubangdeleg dapat segera dibuka kembali. Mereka menilai, pembukaan kembali TPA tersebut tidak hanya akan meringankan beban kerja sopir truk dan petugas, tetapi juga membantu menjaga kapasitas lahan di TPAS Gunung Santri agar tidak cepat penuh.

"Ini sampah kita bersama, jadi semoga ada solusi agar TPA Kubangdeleg bisa digunakan kembali," harap Salam.

(sud/sud)


Hide Ads