Perjuangan Wajari Mencari Nafkah di Balik Keramaian Stasiun Saat Nataru

Serba-serbi Warga

Perjuangan Wajari Mencari Nafkah di Balik Keramaian Stasiun Saat Nataru

Ony Syahroni - detikJabar
Senin, 23 Des 2024 17:00 WIB
Wajari, seorang porter di stasiun Cirebon Kejaksan
Wajari, seorang porter di stasiun Cirebon Kejaksan (Foto: Ony Syahroni/detikJabar).
Cirebon -

Udara sejuk Kota Cirebon diselimuti cuaca mendung saat Wajari mulai bertugas. Matanya awas memindai setiap wajah yang lalu-lalang di stasiun Cirebon Kejaksan. Sosok porter yang satu ini sudah hafal betul situasi kesibukan stasiun, terutama di masa liburan Nataru.

Di momen tersebut, Wajari berusaha mencari pendapatan yang lebih besar dari biasanya. Ia berharap di momen libur Nataru tahun ini banyak penumpang kereta yang menggunakan jasanya.

Saat ditemui di stasiun Cirebon Kejaksan, Wajari tengah duduk di sekitar jalan yang menjadi tempat wara-wirinya para penumpang kereta. Wajahnya yang terbiasa terpapar sinar matahari kini sedikit tertutup topi yang ia kenakan di kepala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski usianya sudah menginjak 59 tahun, Wajari menyambut musim libur Nataru dengan penuh semangat. Tangannya yang kekar siap sedia membantu para penumpang yang kerepotan dengan barang bawaan.

"Alhamdulillah tadi pagi aja sudah dapat dua (orderan)," kata dia di stasiun Cirebon Kejaksan, Senin (23/12/2024).

ADVERTISEMENT

Wajari bukan satu-satunya warga yang menekuni pekerjaan sebagai porter di stasiun Cirebon Kejaksan. Setidaknya ada lebih dari seratus orang yang menekuni pekerjaan serupa.

Wajari sendiri telah menggeluti pekerjaan tersebut sejak tahun 2010. Artinya, bapak empat anak itu telah bekerja sebagai porter di stasiun selama 14 tahun.

Selama belasan tahun bekerja sebagai porter, suka duka dalam menjalani pekerjaan tersebut pun telah dirasakan oleh Wajari. "Sukanya kalau dapat banyak uang. Dukanya ya ada juga. Kaya waktu beberapa hari lalu saya cuma dapat Rp15.000," ucap Wajari.

Sementara di setiap musim angkutan Nataru, Wajari pun mengaku bisa lebih sibuk dari biasanya. Di momen itu, tak jarang Wajari bisa mendapat lima hingga tujuh kali orderan dari para penumpang yang ingin menggunakan jasanya untuk mengangkut barang bawaan.

"Di musim Nataru memang lebih banyak (permintaan) kalau dibandingkan sama hari-hari biasa. Di hari-hari biasa kan paling cuma dapet dua. Kalau musim Nataru bisa dapet 5 sampai 7 (orderan)," kata dia.

Setiap hari, Wajari mulai bekerja sejak pukul 7 pagi hingga pukul 3 sore. Pendapat Wajari tidak menentu dalam menjalani pekerjaan ini. Sebab, ia tidak mematok tarif setiap kali mendapatkan order mengangkut barang bawaan milik penumpang.

"Tarifnya memang ngga matok. Cuma standarnya Rp20 ribu. Kadang ada juga yang ngasih Rp15 ribu, Rp30 ribu. Yang ngasih Rp50 ribu juga ada. Jadi ngga nentu," kata dia.

Wajari merupakan seorang bapak yang memiliki empat orang anak. Saat ini, Wajari memiliki anak yang masih menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kota Cirebon.

"Saya anak 4, cucu 9. Sekarang ada anak yang masih kuliah. Anak yang bungsu. Tapi alhamdulillah dapat (program bantuan) dari pemerintah," kata dia.

Sementara itu, Manager Humas Daop 3 Cirebon, Rokmad Makin Zainul menyebut, jumlah porter di stasiun Cirebon Kejaksan secara keseluruhan ada sekitar 104 orang. Para porter itu memiliki jam kerjanya masing-masing.

"Itu sudah terdaftar semua. Untuk porter dibagi menjadi tiga shift. Ada yang pagi, siang sama malam," kata Rokhmad.

Menurut Rokhmad, mayoritas porter yang bekerja di stasiun Cirebon Kejaksan merupakan warga yang berasal dari daerah di sekitar stasiun.

"Mayoritas memang warga sekitar. Cuma yang dari jauh juga ada," ucap Rokhmad.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads