10 Fakta Pertemuan Anak-Ayah Usai Terpisah 31 Tahun

10 Fakta Pertemuan Anak-Ayah Usai Terpisah 31 Tahun

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 20 Nov 2024 08:00 WIB
Aiptu Hadi menemui Radi (82) dan Yanto (40)
Aiptu Hadi menemui Radi (82) dan Yanto (40). Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Radi (82), akhirnya bisa memeluk kembali putranya, Yanto yang kini dikenal sebagai Pastor Robertus Belarius Asianto setelah terpisah selama 31 tahun. Pertemuan ini memantik haru sekaligus menginspirasi banyak orang.

Berikut sederet fakta yang dihimpun detikJabar dari peristiwa yang terjadi di Desa Keduanan, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Juni 2024 tersebut.

1. Berawal Dari Merantau

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah ini bermula pada tahun 1976, saat Radi merantau ke Ruteng, Nusa Tenggara Timur (NTT), bersama dua orang temannya untuk bekerja sebagai nelayan.

"Waktu tahun 1976 saya berangkat sama dua orang teman saya dari desa yang sama ke Ruteng NTT," kata Radi saat ditemui detikJabar di kediamannya, Selasa (19/11/2024).

ADVERTISEMENT

2. Pernikahan Berbuah Seorang Putra

Selama hampir setahun, Radi mencari ikan di perairan Ruteng. Di sana, ia menikahi seorang wanita bernama Asiah asal Mojokerto, Jawa Timur. Setelah beberapa tahun menikah mereka akhirnya dikaruniai seorang anak pada tahun 1984 bernama Yanto.

"Waktu saya di Ruteng itu ikut kerja buat cari ikan, nah saya ketemu tuh sama ibunya Yanto terus nikah," jelasnya.

3. Radi Pulang ke Cirebon Tinggalkan Yanto

Kemudian takdir memisahkan mereka. Ketika Yanto duduk di kelas 3 SD, Radi harus kembali ke Cirebon. Kesulitan finansial membuat Radi tidak mampu kembali ke Ruteng untuk mencari anaknya.

"Seingat saya saat itu Yanto kelas 3 SD, terus saya pisah sama ibunya dan saya pulang ke Cirebon. Mau cari Yanto juga saya enggak punya uang jadi ya saya enggak bisa balik lagi kesana (NTT)," terangnya.

4. Selembar Foto Penanda Dari Sang Ayah

Radi menitipkan sebuah penanda saat pergi dari Ruteng, sebuah foto berukuran 10R kepada pemerintah desa setempat, ia berharap foto itu suatu hari bisa sampai ke tangan Yanto.

"Kebetulan saya pernah nitipin foto saya ke teman saya yang jadi kepala desa di sana namanya Pak Frans. Saya nitip pesan ke Pak Frans kalau anak saya (Yanto) udah cukup besar kasihkan foto ini supaya ingat terus sama bapaknya," bebernya.

5. Kisah Yanto Cari Sang Ayah

Puluhan tahun berlalu. Yanto, yang kini bertugas sebagai seorang pastor di Atambua, NTT, memutuskan untuk mencari ayahnya setelah menyelesaikan studi S2 di Salatiga.

"Saya baru pertama kali ke Cirebon. Semuanya terasa asing, saya juga sempatin mumpung saya di Jawa buat cari-cari ayah saya," ungkap Yanto.

6. Akun Instagram Polisi RW Jadi Jembatan

Keputusan Yanto untuk memulai pencarian berbuah hasil tak terduga ketika ia menemukan akun Instagram bernama Aiptu Hadi, seorang polisi RW yang aktif di Desa Keduanan, Kecamatan Depok, Cirebon.

"Saya menemukan akun mas Hadi secara tidak sengaja. Kebetulan di akun itu ada nomor kontak teleponnya, dan saya langsung menghubungi beliau. Responnya luar biasa," ujar Yanto.

Dengan bantuan Hadi, Yanto akhirnya bisa menemukan dan bertemu ayahnya. Momen tersebut menjadi puncak dari perjalanan panjang seorang anak yang rindu akan kehangatan keluarga.

7. Pesan Whatsapp di Ponsel Aiptu Hadi

Ada kehadiran Aiptu Hadi, anggota Polresta Cirebon, dalam pertemuan anak-ayah yang terpisah selama 31 tahun. Polisi muda tersebut menunjukkan arti sejati dari pengabdian.

Cerita bermula saat Aiptu Hadi menerima pesan WhatsApp dari seorang pendeta asal NTT, Robertus Belarnius Asianto, yang dikenal juga sebagai Mas Yanto.

"Ia (Yanto pria 40 tahun) menghubungi saya melalui nomor yang saya cantumkan di Instagram. Mas Yanto mengatakan ingin mencari ayahnya (Radi pria 82 tahun) yang tinggal di Desa Keduanan berdasarkan petunjuk dari foto lama," tutur Hadi kepada detikJabar, Selasa (19/11/2024).

8. Penelusuran Aiptu Hadi Soal Sosok Radi

Begitu menerima pesan dari Yanto, Hadi bergegas melakukan penelusuran. Langkah pertama ia menghubungi pihak perangkat desa.

"Dapat pesan itu dari Mas Yanto, saya langsung bergerak cepat. Saya konfirmasi ke perangkat desa, dan ternyata benar, nama Pak Radi ada di sana. Setelah memastikan, saya menghubungi Mas Yanto, lalu kami bersama-sama mendatangi rumah Pak Radi," kenang Hadi.

Pertemuan itu tak hanya penuh haru, tetapi juga menjadi saksi betapa cinta seorang anak kepada ayahnya tak pernah luntur meski terpisah waktu dan jarak.

"Ketika mendengar cerita dari keduanya, banyak kesamaan yang menguatkan bahwa mereka benar ayah dan anak," ujarnya.

9. Langkah Tepat Hadi Cantumkan Nomor Ponsel di Medsos

Bagi Hadi, kejadian ini bukan sekadar tugas. Ia merasa bangga bisa menjadi jembatan yang mempertemukan keluarga yang telah lama terpisah.

"Saya merasa pekerjaan saya benar-benar berarti untuk masyarakat. Ini bentuk kecil dari pengabdian saya," kata Hadi.

Langkah sederhana Hadi, seperti mencantumkan nomor HP di Instagram dan membuat stiker informasi yang ditempel di berbagai tempat, menjadi bukti bahwa inovasi kecil dapat membawa dampak besar.

Bahkan dalam menjalankan tugas, ia menggunakan uang pribadi untuk mencetak stiker yang berisi nama dan nomor kontaknya, kemudian membagikannya ke warga.

"Tujuannya supaya masyarakat lebih mudah menghubungi saya jika membutuhkan bantuan. Alhamdulillah, hasilnya terasa nyata," kata Hadi.

10. Pesan Menginspirasi Sang Polisi

Aiptu Hadi berharap apa yang ia lakukan bisa menjadi jembatan untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.

"Saya ingin masyarakat percaya bahwa polisi itu ada untuk mereka. Tugas saya bukan hanya soal hukum, tetapi juga soal kemanusiaan," ujarnya.

(sya/sud)


Hide Ads