Sore itu, belasan anak-anak tampak sedang asyik bermain bola. Berbeda seperti di tempat lain, anak-anak tersebut bermain bola di area kuburan TPU Kemlaten, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Meski bermain di dekat kuburan, tak ada rasa takut terpancar dari wajah anak-anak tersebut. Mereka seperti bermain bola di lapangan, dan hanya fokus bagaimana caranya untuk mencetak gol ke gawang lawan. "Tidak takut," tegas anak-anak tersebut secara serempak.
Faiz (12), salah satu anak yang bermain bola di permakaman mengatakan, karena tidak adanya lapangan bola atau lahan kosong di wilayahnya. Kondisi itu, menyebabkan ia dan teman-temannya bermain bola di area pemakaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iyah karena nggak ada lapangannya," tutur Faiz.
Dengan ukuran tempat yang sempit untuk bermain bola, ditambah banyaknya nisan makam, menurut Faiz, permainan sepak bola masih tetap seru untuk dilaksanakan. Meski tak jarang, teman-temannya terjatuh karena tersandung atau tertabrak batu nisan. Bersama teman-temannya, Faiz bermain sepak bola setiap pukul tiga sore.
"Betah, seru, sekarang saja lagi di adu, ada lebih dari sepuluh orang yang bermain, kebanyakan yang main rumahnya di sekitar sini juga," tutur Faiz.
Faiz juga mengatakan,karena posisi TPU Kemlaten, yang dijadikan tempat bermain bola dekat dengan jalan raya yang menghubungkan Angkasa Raya dan Jalan Kanggraksan, tak jarang, bola yang ditendang oleh Faiz dan teman-temannya mengenai pengendara yang lewat depan kuburan. "Iya kayak tadi saja kan bolanya keluar ke jalan, jadi sering nggak sengaja terkena orang lewat," tutur Faiz.
![]() |
Karena banyak anak-anak yang hobi bermain sepak bola, Faiz berharap, akan ada lapangan sepak bola sendiri di daerah sekitar tempat tinggalnya. "Pengen dibuatin lapangan yang besar, biar bisa main bola bareng-bareng," tutur Faiz.
Selain Faiz, Abi (11) yang juga sering bermain sepak bola di TPU Kemlaten mengaku tidak takut bermain bola di kuburan. Menurutnya, ia dan teman-temannya sudah terbiasa bermain bola di kuburan. "Nggak takut, karena nggak ada lapangan yang terdekat juga, jadi main nya di kuburan, kakak kelasnya juga sudah dari dulu mainnya di sini, jadi sudah betah," tutur Abi.
Senada dengan Abi, Luqman (29) warga sekitar TPU Kemlaten mengatakan, bahwa anak-anak sudah terbiasa bermain di area kuburan TPU Kemlaten, bahkan, menurut Luqman, hal tersebut sudah terjadi sejak lama, ketika TPU Kemlaten masih belum banyak dipenuhi makam.
"Iyah sudah lama, saat makamnya masih sedikit juga, anak-anak sudah pada main di kuburan," tutur Lukman.
Menurut Luqman, ruang publik seperti taman atau lapangan sepak bola memang sulit ditemukan di sekitar tempat tinggal anak-anak. Jika pun ada, itu jaraknya cukup jauh dan lahan dimiliki oleh orang lain, bukan milik pemerintah daerah.
"Penyebabnya karena tidak ada lapangan yang dekat sini. Jika pun ada tanah kosong itu punya orang, ada tanah lapang juga lumayan jauh, ada di seberang jalan sana, dan itu punya orang juga. Jadi warga sini sudah biasa kalau ada anak-anak main di kuburan," tutur Luqman.
Luqman berharap, ke depan di sekitar TPU Kemlaten memiliki lapangan bola sendiri, karena menurutnya, selain terkesan kurang sopan, bermain bola di kuburan juga memiliki resiko tersandung batu nisan yang bisa melukai kaki anak-anak. "Iya sering pada kesandung, cuman yah gimana lagi kebanyakan di sini tanahnya, tanah orang juga," pungkas Luqman.
(mso/mso)