Sejumlah masyarakat berkumpul di tepi saluran irigasi sungai Cipelang, Kawasan Bendungan Rentang, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Minggu (27/10/2024) sore. Di sana mereka memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan cara mengkampanyekan peduli lingkungan.
Kampanye peduli lingkungan yang diinisiasi komunitas Hujan Keruh itu dikemas dengan Festival Pecunan. Untuk diketahui, Festival Pecunan merupakan lomba balap perahu yang biasa dilakukan masyarakat setempat dari tahun ke tahun.
Panitia kegiatan Sarifudin Rahmat mengatakan, melalui festival ini pihaknya berharap bisa mengedukasi masyarakat agar peduli terhadap lingkungan. Mereka mengajak bersama-sama untuk tidak membuang sampah sembarangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita bersama BBWS (Balai Besar Saluran Wilayah) untuk mengedukasi atau mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai, ke saluran," kata Sarifudin saat diwawancarai detikJabar.
Dalam kesempatan tersebut, mereka juga mengenalkan fasilitas pengolahan sampah yang digagas oleh Hujan Keruh bersama BBWS. Adanya pengolahan itu, mereka berharap bisa memberantas sampah-sampah yang ada di seputaran saluran irigasi sungai Cipelang.
"Langkah kita itu sama BBWS juga, memberikan pengolahan sampah. Jadi sampah yang ada di saluran Jatitujuh yang di saluran Cipelang itu, dibawa ke pengolahan sampah Cipelang. Jadi sampahnya itu nanti kami olah," ujar dia.
Langkah yang dilakukan Hujan Keruh itu berbuah penghargaan. Mereka diganjar penghargaan dari sejumlah pihak karena berhasil menjaga lingkungan di saluran irigasi sungai Cipelang.
"Kondisi dulu sungai Cipelang masih banyak kobong-kobong atau helipopter-helipopter (kakus), terus ya masyarakat membuang sampahnya ke Cipelang. Kita sedikit demi sedikit, pelan-pelan, dengan event ini juga pergerakan produktif komunitas yang kita sosialisasikan ke masyarakat bahwa mari jangan membuang, karena sampahnya kita ambil dan di bawa lalu diolah di pengolahan sampahnya, seperti itu," pungkasnya.
Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi mengatakan, kearifan lokal Festival Pecunan ini perlu dilestarikan. Oleh karena itu, festival tersebut akan dimasukkan ke dalam agenda tahunan kalender event Pemkab Majalengka.
Dengan dukungan ini, dia berharap event-event di Majalengka semakin di kenal oleh masyarakat luas. "Ini akan dimasukkan ke dalam agenda tahunan. Makanya tadi, kalender of event di Disparbud, termasuk agendanya di Jatitujuh ini. Agenda Festival Pecunan, nanti lagi di sana ada agenda yang Bantaragung, ada lagi agenda yang JaF, dan sebagainya. Itu nanti akan dibuat agenda di akhir tahun ini," ujar Dedi.
Tak hanya itu, Dedi juga melihat peluang lain dari festival tersebut. Dedi mendorong, festival ini agar dijadikan wisata lokal yang bisa menambah pendapatan masyarakat setempat.
"Saya berharap justru setelah pasca ini butuh diteruskan pengolahannya. Saya tadi bincang-bincang. Saya punya ide, punya harapan yang pernah saya lakukan di Depok saat menjadi Pj Bupati Kota Depok, ingin mendesain kapal, yang kapal itu nanti dikelola oleh komunitas. Tapi silahkan kapal itu dipakai menjadi sarana untuk objek wisata orang keliling. Tapi tugasnya satu, bantu menjaga kebersihan sungai. Rencananya seperti itu," ucapnya.
Sementara itu, Festival Pecunan ini diisi sejumlah kegiatan. Diantaranya perahu hias dan balapan perahu. Untuk lomba perahu hias, setiap warga diberi keleluasaan untuk berkreasi merias perahu. Perahu-perahu yang dirias warga itu dipamerkan bak model yang nantinya dinilai oleh panitia. Sedikitnya ada 13 perahu yang terlibat dalam lomba hias perahu.
Sedangkan untuk balap perahu, peserta akan dilombakan menakhodai perahu dengan cara melawan arus. Jarak lomba balap perahu ini diperkirakan sepanjang sekitar 100 meter.
(iqk/iqk)