Cerita Hendrik Panen Cuan dari Ayam Hias

Serba-serbi Warga

Cerita Hendrik Panen Cuan dari Ayam Hias

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 27 Okt 2024 06:00 WIB
Hendrik di depan lapak Ayam Hiasnya
Hendrik di depan lapak ayam hiasnya. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Cirebon -

Di sudut pasar Pasar Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, terdapat beberapa penjual hewan ternak dan peliharaan. Namun, berbeda dengan penjual lain, yang menjual hewan ternak hidup untuk dikonsumsi, salah satu pedagang menjual berbagai macam jenis ayam hias.

Ayam hias tersebut dijual oleh seorang pria berusia 42 tahun, bernama Hendrik. Sudah lama Hendrik menekuni dunia hewan hias. Hendrik mengaku sejak masih bocah sudah mengoleksi hewan hias.

"Saya dari masa sekolah dasar kelas 4 sudah suka menekuni hal kayak gini. Apalagi sebelum jualan ayam hias kayak gini, saya juga sempat kerja di peternakan ikan hias," tutur Hendrik, Senin (22/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah lama bekerja di peternakan ikan hias. Hendrik memberanikan diri untuk memiliki usaha hewan hias sendiri. Mulanya, sebelum berjualan ayam hias, Hendrik berjualan burung dan ikan cupang.

"Bisa dihitung, saya sudah puluhan tahun tekuni masalah begini. Sebelum jualan ayam hias, saya juga pernah jualan burung hias yang bagus suaranya. Kebetulan dari kakak juga seorang peternak burung. Terus pas lagi musimnya ikan cupang saya juga jualan ikan cupang," tutur Hendrik.

ADVERTISEMENT

Ada banyak jenis ayam hias yang dijual Hendrik di Pasar Kanoman, dari mulai ayam batik sampai ayam itali. "Banyak yang dijual, dari mulai ayam itali, ayam batik, ayam arab, ayam kanada, untuk ukuranya dari mulai yang masih kecil kayak ayam batik, sampai yang besar kayak ayam arab," tutur Hendrik.

Tidak hanya sekadar hobi, bagi Hendrik, ayam hias juga menjadi ladang rezeki untuk memenuhi kehidupan keluarganya sehari hari. Hendrik memaparkan, selain perawatanya yang cukup mudah. Untuk menjadi penjual ayam hias juga, tidak memerlukan modal yang cukup besar.

"Sistemnya saya nggak ternak sendiri, tapi beli terlebih dahulu di peternak lain, paling harganya puluhan ribu, lalu dirawat. Untuk perawatanya itu nggak sulit, sama kayak ayam biasa," tutur Hendrik.

Dengan modal awal puluhan ribu rupiah tersebut, dalam sehari Hendrik bisa mendapatkan penghasilannya mencapai jutaan rupiah. "Sehari kalau ramai itu bisa sampai Rp 1.500.000, jadi cukup banget untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mah, hari ini saja habis 20 ekor,"tutur Hendrik.

Hendrik memaparkan, meski bisa dikonsumsi, ayam hias biasanya hanya dipelihara untuk menikmati keindahan bulunya. Menurutnya, bagi sebagian orang memelihara ayam hias dapat meredakan stress.

"Ayam hias itu kalau nggak buat lomba, itu paling dipelihara buat dinikmati keindahannya, katanya yang pas dilihat bisa menghilangkan stres, sama unik dan lucu juga, apalagi kalau sudah besar, nantikan bulunya makin banyak tuh, ada juga yang buat lomba ayam hiasnya," tutur Hendrik.

Selain ayam hias, Hendrik juga menjual landak mini dan kelinci dengan berbagai warna. Ke depan, Hendrik masih akan tetap berjualan ayam hias, yang menjadi hobi dan mata pencahariannya, sambil berharap dapat memperbesar usaha ayam hiasnya dengan membeli gerobak baru.

"Masih tetap jualan ayam hias, cuman pengen beli gerobak biar bawa ayam, landak sama kelincinya gampang," pungkas Hendrik.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads