Nestapa Eks Anggota DPRD Indramayu di Myanmar

Jabar Sepekan

Nestapa Eks Anggota DPRD Indramayu di Myanmar

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 13 Okt 2024 20:40 WIB
Yuli Asmi, istri Robiin menceritakan nasib suaminya yang dipaksa bekerja sebagai scammer di Myanmar
Yuli Asmi, istri Robiin menceritakan nasib suaminya yang dipaksa bekerja sebagai scammer di Myanmar. (Foto: Istimewa)
Indramayu - Perasaan Yuli Asmi (40) kini sedang gundah gulana. Suaminya,Robiin(42), saat ini terjebak setelah dipaksa dan diperbudak bekerja bersama jaringan penipuan online atau scammer di Myanmar.

Ironisnya, Robiin ternyata pernah menyandang status sebagai anggota DPRD Indramayu pada periode 2014-2019. Tapi usai tak menjadi wakil rakyat lagi, Robiin mencari pekerjaan yang lebih layak hingga nekat berangkat ke luar negeri demi menafkahi anak dan istri.

Sebelum kasus ini mencuat, Robiin awalnya mendapat tawaran menggiurkan melalui media sosial Facebook dari kawannya. Robin dijanjikan bekerja menjadi admin HRD perusahaan tekstik atau garmen di Thailand dengan iming-iming gaji mencapai Rp 16 juta.

Tanpa pikir panjang, tawaran ini langsung Robiin sanggupi. September 2023 dia berangkat ke Thailand meskipun statusnya ketika itu ilegal. Tapi, bayangan dan harapan bisa memperbaiki kondisi ekonomi tak menyurutkan niatnya untuk merantau ke negeri orang.

Namun setelah meninggalkan Indonesia, Robiin nyatanya tak mendapatkan pekerjaan sesuai kesepakatan awal. Robin malah dipindahkan ke wilayah perbatasan Myanmar dan disini lah cerita memilukan itu kemudian dimulai.

Robin malah dijadikan budak jaringan penipuan online atau scammer di Myanmar. Siksaan demi siksaan pun kemudian menjadi pemandangan baru untuk Robiin yang dipaksa terus-terusan bekerja, bahkan pernah selama 24 jam.

Misalnya hantaman kayu balok hingga setruman seringkali mengenai tubuh Robiin selama dipekerjakan sebagai scammer. Hukuman itu dia dapatkan jika tak mencapai target mencari 100 kontak orang Eropa untuk dijadikan sasaran penipuan.

"Dalam satu hari itu dia harus mencari seratus kontak dalam sehari. Itu pasti dapat hukum. Suami saya pernah dihukum disetrum karena targetnya belum selesai jadi harus bekerja hampir 24 jam itu," ucap Yuli sambil menahan rasa pilunya, Kamis (10/10/2024).

Yuli dan suaminya memang masih bisa berkomunikasi meskipun secara sembunyi-sembunyi. Tapi tetap saja, sebagai seorang istri, dia tak bisa membendung rasa ibanya kepada sang suami yang mendapatkan perlakuan kejam di Myanmar.

Kemudian, Yuli berinisiatif untuk melakukan sejumlah cara agar suaminya kembali lagi ke Indonesia. Tapi sayang, perjuangan Yuli belum mendapatkan hasil menggembirakan lantaran usahanya itu kerap mendapat kebuntuan.

"Saya sendiri ada (komunikasi), karena saya sudah melapor ke banyak pihak, saya sudah melapor ke Polda, saya sudah melapor ke Kemenlu, sudah audiensi dengan Komnas HAM dan Perempuan juga, jadi tapi ternyata evakuasi kan belum terjadi. Dia menanyakan perkembangan itu sih," terangnya.

Ternyata, ada alasan krusial kenapa Robiin terpaksa merantau hingga kini berada di Myanmar. Yuli bercerita, pada 2019, suaminya mencoba kembali peruntungan dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Indramayu dari Partai NasDem.

Tapi, ambisi Robiin pupus. Jumlah suanya tidak memenuhi syarat bagi Robiin untuk duduk lagi menjadi anggota DPRD Indramayu.

Padahal kata Yuli, suaminya sudah berupaya habis-habisan. Modal besar pun dikeluarkan meskipun pada akhirnya gagal diangkat kembali menjadi anggota dewan.

Oleh karena kondisi itu, Robiin lantas tergiur dengan tawaran kerja yang didapatnya dari media sosial. Demi menafkahi keluarga, Robiin tak pikir panjang untuk membuat kontrak kerja dan berangkat ke Thailand setelah mendapat iming-iming upah gaji dan lainnya.

"Ya intinya suami saya itu mau cari nafkah untuk keluarga," ucap Yuli tegaskan tujuan suaminya kerja di luar negeri.

Setelah kini terjebak di Myanmar, Yuli pernah mendapat informasi pada Desember 2023 hingga Januari 2024, suaminya dan 5 orang lain di sana hendak dijual ke perusahaan lain. Alhasil, Yuli dan keluarga 5 WNI tersebut berupaya agar mereka bisa kembali pulang ke Indonesia.

"Akhirnya saya sama lima keluarga itu berkumpul membentuk solidaritas akhirnya bisa tembus ke Kemenlu. Sebetulnya saya sudah ke Kemenlu tapi hanya pengaduan online doang," terangnya.

Kabar memilukan tentang kondisi Robiin sekarang direspons Pemkab Indramayu. Kepala Bidang Penempatan Kerja Disnakertrans Indramayu, Asep Kurniawan memastikan pemerintah daerah akan membantu pemulangan Robiin.

"Bersurat langsung dengan KBRI, Kemenlu, mungkin dengan BP2MI, Kemnaker mungkin secara by phone sudah saya koordinasi nanti," kata Asep, Jumat (11/10/2024).

Untuk saat ini kata Asep, pemerintah daerah lebih upaya pencarian lokasi sekaligus evakuasi para korban di Myanmar. "Kita fokus pemulangan dulu. Ini jangan sampai terulang kembali, karena sebenarnya ini di info nasional sudah ramai sekali dan sudah ditindaklanjuti dengan cepat," pungkasnya. (ral/orb)



Hide Ads