Mencari pekerjaan demi mencukupi kebutuhan keluarga tidak selamanya mulus. Hal itu pun dialami Robiin mantan anggota DPRD Indramayu yang kini terjebak dan dipaksa menjadi scammer di Myanmar.
Nasib pilu dialami Robiin bermula saat dirinya berupaya mencari pekerjaan setelah tak lagi duduk di kursi parlemen. Robiin yang merupakan mantan anggota DPRD Indramayu periode 2014-2019, tak lagi memiliki pendapatan tetap.
Suatu ketika, Robiin yang sedang butuh pekerjaan pun mendapat informasi dari salah seorang temannya tentang lowongan kerja di media sosial. Hingga akhirnya terjadi perekrutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat itu suami saya melamar pekerjaan di negara Thailand untuk menjadi admin HRD PT Tekstil atau Garmen," kata Istri Robiin, Yuli Asmi (40), Jum'at (11/10/2024).
Lowongan kerja yang akhirnya diminati oleh Robiin itu ternyata berasal dari Thailand. Dalam lamarannya, Robiin melayangkan sejumlah dokumen untuk menjadi seorang admin HRD di salah satu perusahaan tekstil atau garmen.
Sekitar bulan September pada tahun 2023 lalu, Robiin lantas nekat berangkat ke Thailand. Ia terpaksa jauh dari istri dan anaknya demi mendapatkan upah yang lebih. Yaitu sekitar Rp 16 juta per bulan sesuai janji yang tertuang dalam perjanjian kerja tersebut. Bahkan, akan mendapatkan upah lebih dari bonus dan jadwal cuti.
Terlebih, iming-iming yang lebih menggiurkan bagi Robiin ketika ia mendapatkan jaminan kemudahan prosedur pemberangkatan ke luar negeri sebagai seorang pekerja.
"Suami saya berminat itu adalah akan dibuat permit kerja atau visa kerja," jelasnya.
Setiba di Thailand, sang istri dan keluarga justru tak kunjung mendapatkan hasil kerja suaminya seperti apa yang pernah dijanjikan pada saat melamar kerja. Rupanya, kondisi pahit justru dialami Robiin. Bukan bekerja sebagai admin HRD, Robiin justru dibuang ke sekitar perbatasan Myanmar.
Bahkan, Robiin selain harus bekerja selama puluhan jam, ia juga sering mendapatkan hukuman (siksaan). Apalagi, ia yang dipaksa sebagai seorang scammer dan dituntut untuk memenuhi target 100 kontak dalam sehari.
"Tidak sesuai karena saat ini bukan di negara Thailand saat ini suami saya ada di Myanmar di perbatasan dan dia dipekerjakan sebagai online scamming," ungkap Yuli.
(dir/dir)