September 2023 menjadi asa bagi Robiin, mantan anggota DPRD Indramayu untuk memulihkan ekonomi keluarga. Mulanya ia berangkat ke Thailand untuk bekerja di perusahaan tekstil.
Namun siapa sangka, Robiin dan sejumlah WNI lainnya hanya dijadikan budak untuk diperjual belikan di Myanmar.
"Bukan dipindahkan, memang dia dijual dari awal keberangkatan. Jadi kalau Thailand itu hanya transit," kata Yuli Asmi, istri Robiin kepada detikJabar, Sabtu (12/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diceritakan Yuli, sejak keberangkatan suaminya sudah merasa cemas. Dua hari setelah keberangkatan ke Thailand, ia tidak mendapatkan kabar dari suaminya.
"Setelah dua hari kemudian, saya boleh nih pegang HP tapi hanya dikasih waktu 10 sampai 15 menit gitu dan seminggu jatahnya hanya dua kali," ujarnya.
Sejak mendapat kejanggalan itu, Robiin dikabarkan belum mengetahui bahwa dia sudah berada di Myanmar.
Mendapat perlakuan tidak wajar memang sudah dirasakan Robiin sejak awal. Meskipun saat itu, ia masih ditempatkan di perusahaan tekstil sesuai yang ia lamar.
"Dari awal sih, udah cerita (mendapat perlakuan kasar). Jadi kan suami saya di perusahaan pertama dari September sampai Desember ya," ungkap Yulia.
Namun pada Desember 2023 hingga Januari 2024, Robiin dan 5 teman kerjanya rupanya hendak dijual ke perusahaan lain. "Nah Desember sampai Januari itu proses dia dijual sama perusahaan lain," ucapnya.
Sejak saat itu, Yuli serta keluarga dari 5 orang WNI lainnya membentuk solidaritas. Mereka berkumpul untuk bersama-sama berjuang memulangkan keluarganya yang terjebak di Myanmar.
"Akhirnya saya sama lima keluarga itu berkumpul membentuk solidaritas akhirnya bisa tembus ke Kemenlu. Sebetulnya saya sudah ke Kemenlu tapi hanya pengaduan online doang," terangnya.
Sejak saat itu, Yuli tidak hanya fokus menjadi tulang punggung keluarga dan mengurusi ketiga anaknya. Ia pun tak henti melakukan advokasi agar suaminya bisa kembali ke tanah air.
"Mulai dari bulan Februari itu kita terus ber-advokasi," katanya.
(mso/mso)