Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Sukabumi mengungkap kabar terbaru kasus 11 warga negara Indonesia (WNI) asal Sukabumi yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan disekap di Myanmar. Pihaknya menyebut, keluarga sudah dapat berkomunikasi dengan korban.
"Sekarang komunikasi alhamdulillah sudah lancar, iya ada kontak-kontakan," kata Ketua SBMI Kabupaten Sukabumi Jejen Nurjanah saat dihubungi detikJabar, Rabu (2/10/2024).
Jejen tak menerangkan lebih lanjut terkait kondisi para korban di daerah konflik Myanmar. Akan tetapi, pihaknya memastikan bahwa proses pemulangan para korban masih diusahakan oleh Kementerian Luar Negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti saja ya setelah kita dari Kemenlu baru bisa menyampaikan, karena kita tidak bisa tanpa kesepakatan dari keluarga maunya seperti apa. Perjuangan masih berlanjut, Kemenlu masih berupaya bagaimana cara penanganannya tapi kan kita tidak bisa mengekspos," ujarnya.
Adapun, rencananya enam dari 11 perwakilan keluarga korban akan berkunjung ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada pekan depan. Mereka akan melakukan koordinasi terkait penanganan lebih lanjut hingga proses pemulangan para korban.
"Kita rencananya minggu depan bersama keluarga, ini baru ada jawaban dari pusat, minggu depan rencananya mau ke Kemenlu. Agendanya untuk menyampaikan informasi terbaru dari korban dan sudah sejauh mana (penanganannya)," tutup Jejen.
Sebelumnya diberitakan, 11 WNI asal Kabupaten Sukabumi diduga jadi korban TPPO. Mereka ditawari pekerjaan dengan upah fantastis. Mulanya mereka ditawari bekerja di Thailand namun dipindahkan ke Myanmar. Bahkan, mereka disebut sempat disekap di wilayah konflik Myawaddy, Myanmar.
Salah satu korban, Samsul (39), sempat mengirim titik lokasi terakhir dirinya kepada keluarga di Sukabumi via aplikasi pesan. Pesan itu dikirim pada akhir Agustus 2024 lalu. Samsul (39) adalah warga Desa Kebonpedes, Sukabumi yang semula mendapat tawaran kerja di Thailand sebelum berakhir di Myanmar.
"Akhir bulan Agustus itu paman saya ngirim ke ibu saya. Mengabari di sana itu nelepon sambil nangis ingin pulang, ada sekitar satu bulan ke belakang," kata Dani Ramdani (23) selaku sepupu korban.
Titik koordinat peta daring yang dikirim Samsul itu terlihat korban berada di sebuah kawasan perumahan vertikal yang disebut KK Park di Myawaddy, Myanmar.
Mengutip dari pemberitaan sejumlah media luar negeri seperti Reuters, BBC, DW, hingga South China Morning Post, KK Park diduga dikenal sebagai tempat penampungan korban perdagangan manusia. Kawasan itu berada di dekat perbatasan Myanmar-Thailand.
(dir/dir)