Bulog Indramayu Sentil Praktik Pungutan Penyaluran Bantuan Pangan

Bulog Indramayu Sentil Praktik Pungutan Penyaluran Bantuan Pangan

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Kamis, 10 Okt 2024 21:45 WIB
Potret tumpukan karung beras bantuan pangan di Gudang Pekandangan, Indramayu siap didistribusikan ke Penerima Bantuan Pangan
Potret tumpukan karung beras bantuan pangan di Gudang Pekandangan, Indramayu siap didistribusikan ke Penerima Bantuan Pangan. Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar
Jakarta -

Bantuan pangan beras sebesar 10 kilogram dari Badan Pangan Nasional masih bergulir. Namun, berbagai kendala dan kejanggalan selama proses penyaluran seringkali menyeret nama Bulog meski hanya sebagai penyedia beras.

Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu, Ilhamsyah menjelaskan beberapa kejadian masih ditemukan saat penyaluran banpan di tingkat Desa. Mulai dari kualitas dan kuantitas beras hingga adanya praktik pungutan.

Padahal kata Ilham, penerima bantuan yang menerima beras kurang layak bisa ditukar. Yakni melalui pemerintah desa kemudian ditukar di gudang Bulog terdekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini sih nggak ada (yang ditukar). Jadi gini pada saat ada yang menyampaikan berasnya jelek. Berasnya itu tetap diterima tidak menukar. Akhirnya ada yang datang ke gudang tapi tidak bawa berasnya," kata Ilham, Kamis (10/10/2024).

Diakui Ilhamsyah, persoalan kuantitas bantuan pangan (masalah berat bersih beras perkarung) masih ditemukan di lapangan. Bisa kurang atau bahkan lebih untuk setiap karungnya. Hal itu karena proses penimbangan masih dilakukan manual.

ADVERTISEMENT

"Kalau itu sebenarnya nggak jadi masalah. Cuma kita kan melihat sudut pandang orang. Kalau dia mau cari kesalahan tuh ada aja. Tapi kalau melihat itu, yang lebih (berat lebih dari 10 kilogram) juga banyak. Makanya silakan tukar aja," ucapnya.

Dijelaskan Ilham, bantuan beras dari Bapanas ini dibagikan secara gratis. Namun, ia tidak menampik adanya sejumlah praktik pungutan yang sempat ia dengar. Bahkan, ironinya masalah pungutan tersebut menyeret nama Bulog yang hanya sebagai penyedia beras.

"Dari kita itu gratis. Kadang-kadang kita nggak tahu ya, di desa tuh ada itu kita nggak paham. Pernah waktu itu ada Rp10 ribu buat kupon. Yang jadi masalah Bulog yang dipanggil, itu masalah pasti ke Bulog aja urusannya," ujarnya.

"Harusnya begitu, dari sini gratis sampai ke penerima juga gratis," harapnya.

Di sisi lain, pada bulan Oktober ini, penyaluran bantuan pangan di Kabupaten Indramayu akan kembali dilaksanakan. Saat ini, Bulog menyiapkan beras untuk didistribusikan di 5 kecamatan. Dari Karangampel, Lohbener, Kandanghaur, Sliyeg dan Arahan.

"Ini tahap tiga, jumlah penerima masih sama 260.185 penerima bantuan pangan," katanya.

Namun, di momen Pilkada saat ini, Bulog Indramayu mewanti agar bantuan yang disalurkan nanti tidak terafiliasi dengan salah satu peserta Pilkada. Sehingga, jika itu ditemukan di lapangan dipastikan bukan inisiatif Bulog.

(sud/sud)


Hide Ads