Mencicipi Sedapnya Rasa Autentik Empal Gentong Khas Cirebon H Apud

Mencicipi Sedapnya Rasa Autentik Empal Gentong Khas Cirebon H Apud

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 02 Sep 2024 09:00 WIB
Empal gentong H Apud
Empal gentong H Apud (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Di Kabupaten Cirebon, tepatnya di Jalan Raya Kedawung No 24, Battembat, Kecamatan Tengahtani, terdapat penjual makanan khas Cirebon yang cukup terkenal, bernama Empal Gentong dan Empal Asem H. Apud.

Risma, pegawai empal gentong H. Apud, memaparkan, empal gentong H. Apud sudah ada sejak puluhan tahun lalu. "Itu sudah ada dari tahun 1995, pertama kali dijual oleh Haji Mahcfud atau H. Apud," tutur Risma, Sabtu (30/8/2024).

Kala itu, Haji Mahcfud menjual empal gentong secara sederhana di tepi jalan Ir H Juanda, Desa Battembat, Kabupaten Cirebon dengan harga Rp 15.000 per porsi. Menurut Risma, meski sama-sama menggunakan daging sapi, ada perbedaan yang signifikan antara empal gentong dan empal asem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empal gentong H ApudEmpal gentong H Apud Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

"Perbedaanya dari kuahnya, kalau empal gentong pakai santan, sedangkan kalau empal asem itu kuahnya bening. Untuk isinya itu babat, kikil, usus, sama daging sapi, empal asem juga sama isinya," tutur Risma.

Untuk proses pembuatnya, menurut Risma, masih menggunakan gentong yang dimasak menggunakan kayu bakar. Menurutnya, penggunaan kayu bakar dan gentong inilah yang menciptakan rasa empal gentong menjadi lebih sedap. Daging yang digunakan pun merupakan daging segar yang didapatkan dari sekitar desa Battembat.

ADVERTISEMENT

Perpaduan santan dan rempah-rempah serta daging segar, menciptakan sensasi rasa daging yang empuk dan kuah yang sedap. Agar lebih lengkap, empal gentong diberi kucai, bawang goreng dan juga cabai bubuk. Cocok dihidangkan bersama nasi atau lontong.

Untuk satu porsi empal gentong H Apud, dihargai Rp 27.500 per porsi. Selain menjual empal gentong dan empal asem, H Apud juga menjual menu makanan lain, seperti nasi lengko, tahu gejrot dan sate kambing muda.

Waktu operasionalnya sendiri, dari hari Senin sampai Jumat buka dari jam 08:00 - 21:00 WIB, sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu, buka dari jam 09:00 - 20:00 WIB. Risma memaparkan, dalam sehari, empal gentong H Apud, bisa menjual ribuan porsi empal gentong. "Seribu mangkok lebih," tutur Risma.

Sejarah Empal Gentong

Mengutip detikJabar, empal gentong khas Cirebon sudah ada sejak abad ke 15. Diperkirakan empal gentong berasal desa Battembat, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon.

Menurut Dosen Sejarah IAIN Cirebon, Tendi, ketika itu Desa Battembat merupakan daerah yang menjadi pusat penjagalan hewan, seperti sapi dan kerbau. Banyaknya hewan yang dijegal inilah yang menjadikan Battembat, sebagai daerah penghasil daging yang digunakan untuk membuat empal gentong.

Mulanya, menurut Tendi, masyarakat zaman dahulu membuat empal gentong hanya untuk konsumsi pribadi, tidak untuk dijual.

"Tapi ketika makanan itu menjadi sesuatu objek yang bisa diperjualbelikan dan kebetulan terkenalnya di sana, sehingga orang menyangkanya (empal gentong) berasal dari sana (Desa Battembat, Kecamatan Tengahtani)," tutur Tendi.

Lahirnya empal gentong juga, menurut Tendi, tidak lepas dari campuran berbagai macam bangsa dan budaya di Cirebon kala itu. Hal ini bisa dilihat dari penyajian empal gentong, seperti gulai khas Arab dan India, rempah-rempah yang berasal dari Nusantara, serta cara memasaknya yang menggunakan teknik memasak dari masyarakat Tiongkok dan India.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads