Cerita Didi Jual Es Cuwing Pakai Resep Warisan Orang Tua

Serba-serbi Warga

Cerita Didi Jual Es Cuwing Pakai Resep Warisan Orang Tua

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Rabu, 28 Agu 2024 07:00 WIB
Satu porsi es cuwing Didi dan gerobak es cuwing miliknya
Didi dan gerobak es cuwing miliknya (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Sudah puluhan tahun Didi (33) berjualan es cuwing khas Cirebon, dengan menggunakan gerobak roda tiga, saban hari Didi berjualan keliling Kota Cirebon untuk menjajakan es cuwing miliknya. Menurut Didi, menjadi penjual es cuwing merupakan profesi yang telah digeluti oleh orang tuanya secara turun-temurun.

Didi memaparkan, mulanya, yang berjualan es cuwing adalah orang tuanya. Namun, karena tidak ada yang melanjutkan, akhirnya pada tahun 2000, Didi memutuskan untuk berjualan es cuwing mengikuti jejak orang tuanya. Kala itu, Didi berjualan es cuwing bukan di Cirebon, tetapi di Kuningan.

"Saya dari keluar SD memang sudah belajar berjualan es cuwing, belajarnya dari orang tua, dulu sebelum jualan di Cirebon, itu jualan di Kuningan, ini di Cirebon mah baru beberapa tahun. Pas dulu di tahun 2000an, dijualnya masih murah, cuman 200 perak satu porsi. Tapi sekarang mah sudah Rp 5.000 per porsi,"tutur Didi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah hampir 20 tahun berjualan Cuwing di Kuningan, sekitar dua tahun yang lalu, Didi memutuskan untuk berjualan cuwing di Cirebon. Menurut Didi, alasanya, karena di Kuningan memiliki suhu udara yang cenderung dingin dan tidak panas. Didi berharap, dengan berjualan es cuwing di Cirebon yang cuacanya panas, dapat menambah penghasilannya dalam berjualan es cuwing.

"Saya juga kan lahir di Cirebon, selain itu juga, di Kuningan mah, kalau sudah cuacanya gerimis itu sudah mati total, jualanya nggak laku, nggak kayak di Cirebon, meski musim hujan juga masih ada panas-panasnya, buat penjual es kayak saya mah cocok," tutur Didi.

ADVERTISEMENT

Menurut Didi, berbeda dengan es cuwing pada umumnya. Es cuwing miliknya, menggunakan cendol sebagai pengganti dari bubur lemu, yang biasa digunakan untuk es cuwing. "Memang resepnya tuh, turun-temurun kayak gitu pakainya daun cendol, bukan pakai bubur lemu, jadi buat menjaga cita rasa yang sudah diajarkan juga," tutur Didi.

Satu porsi es cuwing Didi dan gerobak es cuwing miliknyaSatu porsi es cuwing Didi dan gerobak es cuwing miliknya Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Selain cendol, ada beberapa bahan lain yang digunakan Didi, seperti gula merah, bubur mutiara, daun cuwing dan juga santan. Perpaduan gula merah yang diguyurkan pada cuwing, cendol, bubur mutiara, santan dan juga es serut, menciptakan sensasi rasa segar dan kenyal saat dinikmati.

Didi mengatakan, untuk bahan pembuatan es cuwing sendiri sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet. Menurut Didi, hal ini yang menyebabkan es cuwing menjadi cepat basi, jika tidak segera dijual. Biasanya, jika dalam sehari jualanya sepi, Didi akan membagikan es cuwingnya secara gratis dan cuma-cuma.

"Dari dulu selalu pakai bahan alami. Jadi misalkan ada banyak yang nggak habis, itu saya bagiin ke yang lain, atau langsung saya buang, karena kan nggak pakai pengawet jadi cepet basi. Terus juga kalau pakai bahan pengawet tuh di mulutnya, nggak kerasa segar," tutur Didi.

Didi mulai berkeliling jualan dari pukul 10:00 - 18:00 WIB. Walaupun sudah berjualan keliling Kota Cirebon, terkadang penghasilan yang didapatkan Didi masih tidak menentu. Meski begitu, Didi tetap bersyukur atas berapapun penghasilan yang didapatkan.

"Yah jualannya keliling Cirebon, kalau lagi sepi sampai Pilang juga pernah, sekarang mah penghasilan nggak menentu. Paling banyak hanya Rp 250.000 - Rp 400.000 sehari itu belum dipotong sama modal. Tapi tetap insya allah cukup, tinggal diatur saja," pungkas Didi.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads