Menguak Cerita di Balik Tugu 45 Indramayu

Menguak Cerita di Balik Tugu 45 Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Rabu, 14 Agu 2024 09:00 WIB
Potret tugu 45 di Desa Gunungsari, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu yang konon jadi tempat atur siasat perang melawan penjajah
Potret tugu 45 di Desa Gunungsari, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu yang konon jadi tempat atur siasat perang melawan penjajah. (Foto: Sudedi Rasmadi)
Indramayu -

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu pada 2022 lalu mengunjungi tugu 45 yang berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu. Namun, cerita atau sejarah yang terkandung di balik berdirinya tugu berwarna putih itu belum terbukti.

Kepada Disdikbud Indramayu, juru kunci yang juga keturunan dari salah seorang veteran di desa tersebut menjelaskan area itu terdiri dari bangunan petilasan dan sebuah tugu.

"Petilasan yang ditinggalkan oleh Pangeran Raga Sampurna pada masa Kesultanan Cirebon serta juga merupakan lokasi Bung Karno untuk menenangkan diri pada masa penjajahan Belanda saat ia masih muda berdasarkan cerita oleh juru kunci makam Desa Sukagumiwang," kata Kabid Kebudayaan Disdikbud Indramayu, Uum Umiyati, Selasa (12/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tepat di samping tugu, terdapat bangunan yang di dalamnya terdapat pohon asam berukuran sangat besar. Bahkan, diduga pohon tersebut sudah berusia ratusan tahun dilihat dari ukuran atau diameter pohon.

Konon, pohon tersebut sebagai tempat Bung Karno saat membaca buku. Serta, tepat di pohon asam itu merupakan tempat pertapaan Pangeran Raga Sampurna.

ADVERTISEMENT

"Menurut penuturan juru kunci, pohon tersebut pernah dijadikan sebagai tempat Soekarno sambil membaca buku serta merupakan lokasi pertapaan Pangeran Raga Sampurna," ujarnya.

Di samping bangunan petilasan, sebuah tugu berbentuk segi lima dengan fondasi bentuk bintang berdiri tegak. Di tugu terdapat dua plakat yang bertuliskan "45 Goerilja Rekognisi" dan "Merdeka 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno". Namun sayangnya, plakat yang terbuat dari kayu telah raib.

"Serta menurut warga sebelumnya juga terdapat plakat kayu yang telah dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan informasi warga tugu ini dibangun untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia namun tidak diketahui secara pasti kapan tugu tersebut dibangun," ucapnya.

Selain itu, juru kunci setempat juga sempat menunjukkan benda lainnya yang berupa senjata yaitu, keris, mata tombak, pisau
kecil dan pedang. Benda itu menurut juru kunci sudah diturunkan sebanyak 6 generasi oleh leluhurnya sehingga objek ini dapat dikategorikan ke dalam Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Namun, dari aspek sejarah masih belum bisa terbuktikan.

"Kalau melihat usianya benda-benda tersebut semuanya termasuk ODCB akan tetapi belum terinventarisir ke dalam data ODCB peringkat Kabupaten, dan dari aspek sejarah masih belum bisa terbuktikan," katanya

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads