Fenomena jasa titip atau jastip tumbuh subur di Tanah Air. Pasalnya bisnis ini cukup menggiurkan.
Tak hanya barang dan makanan, usaha jastip juga bisa merambah ke event-event musik hingga olahraga. Seperti yang dilakukan Sely Marisa (26), perempuan asal Majalengka itu tengah menggeluti usaha jastip tiket konser hingga pertandingan olahraga.
Dia memulai bisnis itu berawal dari hobi nonton konser musik. Bak aji mumpung, otak bisnisnya berjalan. Dia melakoni itu bukan semata-mata untuk mata pencaharian. Awalnya bisnis itu, kata dia, agar bisa nonton secara gratis dari hasil penjualan tiket.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku mulai coba-coba jastip itu di tahun 2021, pas konser Justin Bieber di Jakarta. Aku ngefans sama Justin Bieber kan, nah saat itu aku ikut 'warr' (berburu) tiket dan kelebihan belinya. Waktu itu posisi aku lagi di Bali dan nggak punya uang, jadi akhirnya aku jualin lagi dengan harga aslinya," kata Sely saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (1/8/2024)
"Awal warr itu belum ambil keuntungan. Saat itu tuh mikirnya aku pengin tetep nonton ke Jakarta tapi pengin punya uang juga, jadi akhirnya dijualin sebagian tiket aku," sambungnya.
Merasa mempunyai skill dalam pemburuan tiket, Sely mulai memberanikan diri menjalankan usaha jastip. Di awal usaha jastip, dia langsung mendapat empat customer. Dari penjualan per tiketnya itu dia mengambil keuntungan Rp1 juta dari modal Rp2 juta.
"Nah aku tuh dibisikin sama temen kenapa nggak cari keuntungan aja dari jastip. Nah aku mulai lah ngambil keuntungan, waktu itu ngambil fee Rp1 juta, dari modal per tiketnya Rp2 juta, aku mahalin karena nyari tiketnya susah kan. Waktu itu Justin 2 hari kan konsernya," ujar dia.
Namun demikian, tak selamanya Sely mengambil untung besar. Meraup keuntungan besar hanya di event-event tertentu.
"Nggak semua event aku ngambil Rp1 juta per tiket, ada juga ngambil yang termurah Rp150 per tiket. Di momen-momen tertentu aja ambil untung besar, ya kalau emang event gede dan susah nyari tiketnya aku mahalin," ucapnya.
Keasikan dengan keuntungan yang ada, Sely akhirnya mengepakkan sayap dengan usaha jastip tiket pertandingan olahraga. Pertandingan sepak bola hingga nonton balap motor GP pernah ia jajal.
"Akhirnya nggak cuma jastip konser aja sih. Jastip tiket nonton bola sama GP juga pernah," kata dia.
Dalam menjalankan bisnisnya itu, Sely bekerja secara tim. Adapun cara Sely berburu tiket jastip dengan cara manual.
"Aku kerjanya tim, tapi kalau modal dari aku. Kadang sistem kerjanya itu join atau kerja sama juga sama yang suka usaha jastip," katanya.
"Kalau warr tiketnya, aku mah nggak pakai bot (bantuan aplikasi), manual aja soalnya takut ke blokir akunya. Aku kalau warr tiket suka di Blibli, tiket.com," tambahnya.
Disinggung cara customer memesan tiket kepada dirinya, Sely menyampaikan, bisa lewat WhatsApp atau Instagram. Jastip tiket ini tak hanya di dalam negeri, even di luar negeri pun bisa dipesan kepada dirinya.
"Kalau pesen bisa lewat WA aku, atau IG pribadi aku di @inimarkicu atau @its.marsel. Event di luar negeri juga bisa, kayak konser di Singapura, Malaysia, Thailand, aku pernah jastipin," ujarnya.
Dari keuntungan bisnisnya itu, Sely rata-rata mendapat keuntungan puluhan hingga belasan juta rupiah per bulan. Adapun keuntungan terbesar yang pernah ia rasakan saat konser Taylor Swift.
"Keuntungan rata-rata Rp10-15 juta per bulan. Kalau keuntungan terbesar itu pas konser Taylor Swift, itu nyampe tiga digit aku dapat fee dari penjualan tiketnya," pungkasnya.
Pengalaman Pahit Sely
Usaha jastip yang Sely jalankan itu ternyata tidak selamanya selalu berjalan mulus. Namun ada juga risikonya. Perempuan asal Kabupaten Majalengka itu pernah hampir menelan kerugian hampir ratusan juta.
"Aku juga pernah mau ketipu pas ada konser Taylor Swift di Singapura. Nyaris lenyap uang aku Rp120 juta, kejadiannya tahun ini bulan Maret," kata Sely.
Sely mengatakan, kejadian itu gegara kecerobohan partnernya. Seperti yang diketahui, dalam menjalankan usahanya itu Sely kerap bekerjasama dengan sesama jastip.
Saat itu, lanjut dia, sebanyak 12 tiket lenyap. Namun untungnya uang tersebut kembali lagi. "Jadi aku join kan sama sesama jastip, aku udah percaya sama dia karena udah sering join. Dia nawarin aku tiket Taylor Swift totalnya 42 tiketan, ternyata 12 tiket gagal diunduh," ujar dia.
"Harga tiketnya itu pokoknya gila banget karena di mark up dari harga Rp4 juta jadi Rp9 juta, makanya bisa sampe Rp 120 juta. Tapi untungnya uang aku balik lagi, ya aku minta pertanggungjawaban ke temen aku," sambungnya.
Selain di event konser, dalam event olahraga pun Sely pernah hampir mengalami kerugian. Dalam kesempatan itu, dia juga hampir tertipu dengan sesama pelaku jastip.
"Pas bola aku juga pernah hampir ketipu, pokok pas Indonesia lawan Argentina. Itu pertama kali terjun ke bola. Ada customer pesan 5 tiket buat nonton bola," jelas dia.
"Aku emang termakan omongan sih, padahal itu warr-nya benar-benar susah banget, aku cari-cari ternyata di temen ada. Aku kan udah transfer ke temen, ternyata tiketnya nggak turun sampai hari H. Aku kejar tuh untungnya balik lagi uangnya, sampai akhirnya customer aku nggak jadi nonton. Uang customer aku mah aman, karena pakai uang aku dulu kan," tambahnya.
Atas rentetan kejadian tersebut, Sely kini lebih berhati-hati dalam menjalankan usahanya. Menurutnya di dunia jastip harus selalu waspada, walaupun dengan sesama partner.
"Sekarang lebih hati-hati aja sih. Soalnya usaha ginian mah nggak boleh percaya 100 persen ke orang. Pokoknya ada barang, ada uang sekarang mah," ucapnya.
Sementara itu, Sely memulai bisnis itu berawal dari hobi nonton konser musik. Sely mulai serius menggarap jastip menjadi ladang usaha sekitar tahun 2021-an.
(sud/sud)