Pilu Keluarga Muhidin di Cianjur Tinggal di Gubuk Reyot Nyaris Ambruk

Serba-serbi Warga

Pilu Keluarga Muhidin di Cianjur Tinggal di Gubuk Reyot Nyaris Ambruk

Ikbal Slamet - detikJabar
Rabu, 31 Jul 2024 15:33 WIB
Rumah tak layak huni keluarga Muhidin.
Rumah tak layak huni keluarga Muhidin. Foto: Ikbal Slamet/detikJabar
Cianjur -

Nasib memilukan harus dijalani Muhidin (60) beserta istri dan anaknya. Keluarga tersebut tinggal di gubuk reyot yang nyaris ambruk di Kampung Nyelempet, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Cianjur.

Bahkan kala hujan, mereka seringkali harus mengungsi dari rumah tak layak huni tersebut. Muhidin beserta istri sudah tinggal sejak puluhan tahun lalu, bahkan di rumah semi permanen berdinding bilik itu keduanya membesarkan tiga anaknya.

Namun pada 2019 lalu, rumah yang sudah tua itu mulai mengalami kerusakan. Bahkan atap salah satu kamar ambruk membuat tak bisa lagi digunakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya hanya bocor kecil, tapi karena mungkin penyangga atapnya sudah lapuk jadi ambruk. Sekarang bukan lagi beratapkan genting tapi langsung beratap langit," ungkap Muhidin, Rabu (31/7/2024).

Kondisi tersebut makin parah akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang Tatar Santri pada 2022 lalu.

ADVERTISEMENT
Rumah tak layak huni keluarga Muhidin.Rumah tak layak huni keluarga Muhidin. Foto: Ikbal Slamet/detikJabar

"Karena gempa jadi makin rusak. Hampir semua kamar bocor dan kayu penyangganya semakin rapuh," kata dia.

Menurut Muhidin, dirinya sempat mendapatkan bantuan bagi korban gempa dengan kategori ringan. Namun dana tersebut hanya cukup untuk memperbaiki satu sisi tembok.

"Dananya yang kami dapat dari Rp 15 juta hanya keterima Rp 13 juta. Hanya cukup untuk bagian belakang. Jadi yang bagian lainnya masih rusak," kata dia.

Dia mengungkapkan kalau musim hujan, dia bersama istri dan anaknya berkumpul di satu kamar yang tidak terlalu bocor. Namun jika hujan deras dalam jangka waktu berjam-jam, tidak jarang mereka mesti mengungsi.

"Kalau hujannya deras atap kamar lain bocor, ditambah banjir ke tengah rumah. Jadinya kadang mengungsi ke rumah anak saya yang paling sulung," kata dia.

Dia berharap rumah seluas 6x7 meter itu segera diperbaiki oleh pemerintah. Pasalnya pekerjaan yang hanya serabutan membuatnya tak mampu memperbaiki rumah tersebut.

"Kami berharap ada bantuan untuk perbaikan rumah. Karena saya sehari-hari kerja hanya serabutan. Karena kan pengelihatan sudah mengalami gangguan, salah satu mata saya buram. Kasihan istri dan anak saya di masa tua dan beranjak dewasa tinggal di rumah seperti ini," ungkapnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads