Warung remang-remang (Warem) Goa Macan yang berada di Desa Palimanan Barat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon sudah eksis sejak tahun 1970-an. Dari warung makan biasa, kawasan Goa Macan kemudian 'menjelma' jadi warem legendaris di Kabupaten Cirebon.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu perangkat desa Palimanan Barat, Rokhman kepada detikJabar, Rabu (31/7/2024). Ia menceritakan, awalnya hanya ada beberapa bangunan yang dijadikan sebagai tempat makan dan warung kopi. Namun dengan berjalannya waktu, perlahan-perlahan sudah bergeser menjadi warem mengingat di lokasi tersebut sebagai tempat peristirahatan para sopir truk jalur Cirebon-Bandung.
"Awalnya tahun 1970-an di sini cuma ada warung makan sama warung kopi aja, tapi pelan-pelan mulai jadi warem. Soalnya kan di sini jadi tempat istirahat sopir-sopir truk," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyampaikan warem-warem tersebut dari tahun ke tahun bertransformasi menjadi lokasi prostitusi. "Dari tahun ke tahun di sini jadi tempat karaoke sama prostitusi, soalnya ada wanita penghiburnya juga," paparnya.
Puluhan bangunan semi permanen yang berdiri di atas tanah Desa Palimanan Barat ini mayoritas milik orang luar Cirebon sehingga dikenal menjadi lokalisasi di wilayah Cirebon Barat.
"Pemilik dari warem ini kami pastikan punya orang luar Cirebon, karena keberadaannya sudah lama sampai-sampai Goa Macan dikenal sebagai tempat hiburan malam di wilayah Cirebon Barat," kata Rokhman.
Karena sudah membuat resah masyarakat sekitar, akhirnya masyarakat meminta kepada Pemdes untuk bisa menertibkan keberadaan warem Goa Macan.
"Sebelum penggusuran warga sangat terganggu sama warung-warung ini. Oleh karena itu masyarakat meminta kepada pemdes untuk bisa segera menggusur tempat. Sebenarnya di tahun 2020 sudah berproses dan akhirnya tahun ini berhasil dibongkar," ucap dia.
Sementara itu, salah satu warga Desa Palimanan Barat Dian (32) merasa senang atas pembongkaran warem Goa Macan yang selama ini memberikan stigma negatif bagi desa tersebut.
"Senang banget udah dibongkar, soalnya kalau saya ketemu sama orang selalu memandang sebelah mata nama Desa Palimanan Barat gara-gara warem itu," ungkapnya.
Sebelum dilakukan pembongkaran, ia mengaku sangat terganggu oleh suara-suara yang ditimbulkan dari warem-warem tersebut.
"Sebelum dibongkar setiap malam keganggu sama suara-suara tempat karaoke yang ada di warem-warem itu," tuturnya.
Ia berharap usai dilakukan pembongkaran, tidak ada lagi aktivitas kegiatan apapun sehingga masyarakat bisa nyaman tidak terganggu lagi oleh aktivitas yang selama ini ditimbulkan oleh warem-warem tersebut.
(sud/sud)