Ini Penyebab Suhu di Majalengka Jadi Lebih Dingin dari Biasanya

Ini Penyebab Suhu di Majalengka Jadi Lebih Dingin dari Biasanya

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Senin, 15 Jul 2024 17:30 WIB
Terasering Panyaweuyan
Terasering Panyaweuyan (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Beberapa hari terakhir suhu udara di Kabupaten Majalengka terasa lebih dingin. Kondisi ini tak hanya dirasakan pada malam hari, namun juga di siang hari.

Dinginnya suhu udara itu dipicu oleh beberapa faktor. Memasuki musim kemarau menjadi salah satu penyebabnya.

"Walaupun panas terik, beberapa hari ini terasa lebih dingin. Penyebabnya karena minimnya jumlah awan saat musim kemarau," kata prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Dyan Anggraini, Senin (15/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Radiasi gelombang panjang yang dilepaskan ke angkasa tidak ada penahannya, otomatis udara jadi lebih cepat dingin. Ditambah lagi angin yang cukup kencang menyebabkan awan sulit terbentuk," tambahnya.

Adapun pemicu lain fenomena tersebut, yakni adanya pergerakan angin dari Australia ke Indonesia. Pada bulan ini, Australia tengah memasuki musim dingin.

ADVERTISEMENT

"Selain itu, faktor lain yang menyebabkan hal tersebut adalah karena pada musim kemarau angin berhembus dari Australia menuju indonesia yang sifatnya dingin dan kering karena di Australia saat ini sedang musim dingin," ujar Dyan.

"Berdasarkan gerak semu matahari, saat ini posisi matahari baru bergerak balik dari belahan bumi utara kembali ke selatan. Namun letaknya masih di belahan bumi utara. Sehingga di Australia relatif menerima panas yang lebih sedikit karena musim dingin. Sehingga menambah suhu relatif dingin di Indonesia," jelas dia menambahkan.

Fenomena ini diperkirakan akan terjadi hingga akhir bulan nanti. Namun berdasarkan catatan yang ada, kata Dyan, pada bulan Juli memang sering terjadi penurunan suhu udara.

"Kalau dilihat dari kondisi rata-ratanya memang biasanya pada bulan Juli ini akan ada penurunan suhu. Kemudian suhu akan meningkat kembali mulai bulan Agustus hingga Oktober. Ini juga karena posisi matahari yang pada bulan tersebut (Agustus) akan bergerak menuju ke ekuator dan belahan bumi selatan," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan catatan BMKG, sepanjang Juli 2024, suhu udara terendah di angka 19,2 derajat celsius. "Dari data yang kami pantau yaitu di Kertajati, Jatiwangi, dan Cirebon tercatat paling rendah selama bulan juli ini di angka 19.2 derajat celsius. Ini tercatat di pos meteorologi Cakrabhuwana Cirebon. Terjadi pada 12 juli 2024," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads