Jejak Sejarah Soekarno di Masjid Sunan Gunung Jati Cirebon

Jejak Sejarah Soekarno di Masjid Sunan Gunung Jati Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Selasa, 25 Jun 2024 09:00 WIB
Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini) Kota Cirebon.
Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini) Kota Cirebon. (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Di Kota Cirebon, terdapat salah satu masjid yang menjadi jejak sejarah Presiden Soekarno di Cirebon. Namanya, Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini), terletak di Jalan Kesambi No 94, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Masjid dengan warna dominan hijau tersebut memiliki sembilan pintu masjid, yang memiliki makna sembilan wali sanga. Dengan tiga pintu depan memiliki ukuran lebih besar. Tepat di samping pintu masjid, terlihat prasasti dengan huruf kapital.

"Masjid Sunan Gunung Jati atas pemberian nama dari P.J.M Presiden Republik Indonesia Dr. Ir H Soekarno. Wakaf Ibu R. H Siti Garmini Soroji Binti Muchalar Surjaatmadja," tulis sebagian prasasti tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengurus DKM Masjid Sunan Gunung Jati Garmini, Satori (67), membenarkan jika Soekarno yang memberi nama Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini) pada saat pembangunannya di tahun 1960.

Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini) Kota Cirebon.Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini) Kota Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Menurut Satori, nama Sunan Gunung Jati diambil sebagai penghormatan Soekarno, pada Sunan Gunung Jati yang menjadi penyebar agama Islam di Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

"Jadi kaya penghormatan kepada Sunan Gunung Jati, sama Sunan Gunung Jati juga kan orang berpengaruh di Cirebon juga," tutur Satori.

Tak hanya memberi nama. Menurut Satori, ketika lewat atau kunjungan kerja di Cirebon. Presiden Soekarno selalu mampir untuk melaksanakan salat di Masjid Sunan Gunung Jati Garmin.

Bahkan, kata Satori, biasanya Soekarno datang ke masjid pada malam hari dengan menggunakan pakaian khas keraton Jawa lengkap dengan beskap dan penutup kepala.

"Pakenya pakaian adat jawa kayak beskap, mirip pakaian yang dipakai sama orang-orang keraton," tutur Satori.

Sebelum dibangun seperti sekarang, masjid Sunan Gunung Jati dibangun menggunakan kayu. Baru setelah ambruk, masjid secara total direnovasi dengan peletakan batu pertama oleh wali kota Cirebon R.S.A Prabowo pada tanggal 17 Agustus 1960.

Satori menuturkan, Masjid Sunan Gunung Jati Garmin memiliki luas sekitar 1500 meter persegi dengan kemampuan menampung jamaah mencapai 100-200 orang. Pada bagian depan masjid terdapat pondok pesantren tahfiz Quran serta bangunan lembaga wakaf.

Sosok H Siti Garmin Saroji

Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini) Kota Cirebon.Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini) Kota Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Berbeda dengan masjid lain, nama Masjid Sunan Gunung Jati memiliki tambahan nama dalam tanda kurung Garmini. Menurut Satori, nama ini diambil dari nama H Siti Garmin Saroji, yang memberikan wakaf tanahnya untuk pembangunan masjid.

"Istilahnya beliau itu (Garmini) kaya mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid. Jadi namanya ditambahkan di bagian belakang nama masjid pakai tanda kurung," tutur Satori.

Satori menuturkan, H Siti Garmini sendiri merupakan istri dari Sultan Hasanuddin ke-4 yang menjadi sultan di Keraton Kanoman. "Beliau juga keturunan bangsawan dari Keraton Kanoman. Mungkin masih keturunan Sunan Gunung Jati juga," pungkas Satori.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads