Bukit Gronggong salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berkunjung di Kabupaten Cirebon. Bukit Gronggong menyuguhkan pemandangan syahdu kala senja dan malam hari. Gemerlap city light menemani malam wisatawan.
Bukit Gronggong menghadap langsung ke area perkotaan. Sehingga ketika malam hari, cahaya lampu perkotaan atau city light terlihat sangat gemerlap. Bukit Gronggong berlokasi di Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, tepatnya di Jalur Cilimus yang menghubungkan Kabupaten Cirebon dengan Kabupaten Kuningan.
Santap Jagung Bakar
Di sepanjang jalan menuju Bukit Gronggong, terdapat banyak warung yang menawarkan aneka makanan dan minuman. Salah satu sajian yang tersohor di Bukit Gronggong adalah jagung bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penjual jagung bakar berjejer di sepanjang jalan Bukit Gronggong. Harganya sangat murah. Ya, cukup Rp 8.000 wisatawan bisa menyantap jagung bakar.
Jagung bakar yang panas atau hangat dengan rasa pedas-manis menjadi teman yang mantap untuk menikmati city light dari Bukit Gronggong.
Perut Kenyang dengan Rp 50 Ribu
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, detikJabar mencoba menghabiskan Rp 50.000 di Bukit Gronggong. Pertama, kami membeli jagung bakar yang menjadi primadona di sana. Misalnya, jagung bakar di warung Mistiah dihargai Rp 8.000 per porsi. detikJabar membeli dua porsi jagung bakar dengan total Rp 16.000, sehingga tersisa Rp 34.000.
Selain jagung bakar, minuman yang sering dipesan pengunjung adalah kelapa muda yang dihargai Rp 15.000. Setelah membeli kelapa muda, sisa uang menjadi Rp 19.000.
Untuk mencicipi makanan lain, detikJabar memesan mie kuah dengan tambahan telur seharga Rp 13.000, sehingga tersisa Rp 6.000.
Agar lebih lengkap, detikJabar juga membeli minuman kemasan sachet seharga Rp 6.000. Dengan demikian, uang Rp 50.000 di Bukit Gronggong bisa dihabiskan untuk membeli dua porsi jagung bakar dengan rasa pedas dan manis, satu buah kelapa muda, mie kuah dengan telur, dan minuman kemasan. Semua ini dinikmati sambil menyaksikan pemandangan gemerlap kota di malam hari tanpa perlu membayar tiket masuk.
![]() |
Malam Mesra Bersama Keluarga
Salah satu pengunjung, Muhammad Romdoni (23), menuturkan bahwa berwisata ke Bukit Gronggong sambil menikmati pemandangan city light adalah pilihan yang tepat. Ia bisa menikmati malam dengan mesra bersama keluarga.
"Bukit Gronggong merupakan tempat yang pas untuk menikmati jagung bakar bersama keluarga dan orang tercinta. Dengan budget yang minim, kita sudah bisa kenyang makan dan minum sesuka hati," tutur Doni.
Makan Malam Syahdu di Restoran Bukit Gronggong
Kesyahdu city light dari Bukit Gronggong tak hanya ditemani jagung bakar. Pengunjung juga bisa menikmati city light dari restoran yang berjejer di Bukti Gronggong.
Restoran dengan view ciamik itu bisa dinikmakti di Klapa Manis, Salt Sunda and Seafood, Rammu Cafe, Mr Owl Cafe and Resto, dan RM Pringsewu.
Restoran di sepanjang Bukit Gronggong itu menyajikan ragam menu dari tradisional dan modern. Jadi, wisatawan bisa punya banyak pilihan kulineran saat berada di Bukit Gronggong.
Dulunya Semak Belukar
Mistiah (52), pedagang di bukit Gronggong yang sudah puluhan tahun berjualan menuturkan, bahwa dahulu bukit Gronggong hanyalah hutan berisi semak belukar yang sepi pengunjung.
"Ibu sendiri udah 20 tahun lebih jualan di sini, dari tahun 2003 pas itu masih sepi isinya hutan sama semak-semak belum ada orang jualan," tutur Mistiah Sabtu (15/5/2024).
Awal Mula Hit
Menurut Mistiah, sekitar tahun 2007 mulai banyak bermunculan warung di sekitar bukit Gronggong. "Setelah ibu jualan, baru mulai ramai yang lain ngikutin, pada buka warung dan tempat makanan di sini," tutur Mistiah.
Mistiah memaparkan, saking lamanya berjualan, banyak pelanggan yang menganggap Mistiah sebagai saudara sendiri. "Banyak yang datang ke sini dari SMA sampai dia kerja berkeluarga itu masih bolak balik nongkrong ke sini, udah kaya saudaraan saja gimana," tutur Mistiah.
Keberkahan Jadi 'Penghuni' Bukit Gronggong
Mistiah bisa dibilang jadi 'penghuni' Bukit Gronggong. Puluhan tahun Mistiah di Bukit Gronggo. Meski penghasilnya sebagai pedagang di bukit Gronggong tidak menentu. Tetapi bagi Mistiah, penghasilanya cukup untuk menyekolahkan ketujuh anaknya sampai jenjang sekolah menengah atas.
"Kalau dagang kaya gini mah nggak menentu pendapatnya. Ramainya pas lagi hari libur, itu sampai ke belakang penuh semua. Untuk pendapatan mah cukup lah, buktinya bisa sekolahin tujuh anak," tutur Mistiah.
Tanpa Tiket Masuk
Untuk masuk ke bukit Gronggong sendiri tidak dikenakan tiket masuk. Hanya perlu memesan makanan atau minuman, sudah bisa menikmati indahnya gemerlap kota dari ketinggian.
Rutenya, dari Terminal Harjamukti Kota Cirebon, bisa langsung mengambil arah Barat Laut , lalu belok kiri ke Jalan Ahmad Yani, terus belok kanan ke Jalan Angkasa Raya, lurus terus di Jalan Cilimus menuju Gronggong, sampai terlihat area warung berjejer di samping jalan.