Kisah Eks Geng Motor Cirebon Ajari Polisi Pertanian Purba

Kisah Eks Geng Motor Cirebon Ajari Polisi Pertanian Purba

Devteo Mahardika - detikJabar
Jumat, 14 Jun 2024 14:30 WIB
Deden Lesmana dan Nugi saat memberikan materi pertanian kepada sejumlah anggota Polresta Cirebon jelang masa purna.
Deden Lesmana dan Nugi saat memberikan materi pertanian kepada sejumlah anggota Polresta Cirebon jelang masa purna. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Setiap orang tentunya memiliki perjalanan hidupnya masing-masing, salah satunya pria bernama Nugi (24) asal Desa Srawadadi, Kabupaten Cirebon yang kini memilih menjadi petani milenial.

Saban hari Nugi rajin mencacah batang pohon pisang dan mengumpulkan sampah rumah tangga untuk dijadikan media tanam cabai yang ditanamnya. Ia menceritakan kepada detikJabar, jika sebelumnya ia merupakan remaja yang selalu ikut membuat keonaran di kampungnya.

"Sebelumnya ya saya geng motor kecil-kecilan lah," kata dia, Kamis (13/6/2024) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria lulusan SMK jurusan otomotif ini mengaku awal mula ketertarikannya kepada dunia pertanian, setelah merasa bosan dengan kehidupan mudanya yang merupakan anggota geng motor. "Capek kan kalau hidup gitu-gitu aja, kan saya juga ingin mengubah nasib, ingin hidup yang lebih baik," ujarnya.

Selama setahun belakangan ini, ia mengaku lebih tertarik dengan dunia pertanian yang didapatkannya dari kedua orang tuanya yang merupakan petani desa.

ADVERTISEMENT

"Awalnya tertarik dari orang tua saya yang juga petani, jadi mulai dari situ mulai tertarik," ucapnya.

Ia lebih tertarik lagi dengan dunia pertanian setelah mendalami ilmu pertanian yang ramah lingkungan. "Nah setelah tahu ada pertanian yang ramah lingkungan saya jadi makin tertarik," bebernya.

Tidak hanya itu, dengan realitas yang ada di mana regenerasi petani mulai menyusut. Membuat dirinya semakin yakin memilih untuk bertani, pasalnya dunia pertanian merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan.

"Sekarang kan banyak anak muda yang pilih kerja di pabrik atau kantoran, mulai dari situ saya pikir petani harus terus ada jadi saya pilih jadi petani. Soalnya sampai kapanpun pertanian sangat diperlukan," jelasnya.

Ia juga menjelaskan, dari tanaman cabai yang ditanamnya kini mampu menghasilkan cuan yang tidak sedikit. Terlebih lagi ia kini tidak perlu membeli pupuk atau pestisida, karena ia lebih memilih sampah rumah tangga seperti kulit pisang, sayuran busuk dan sebagainya menjadi media tanam.

"Setelah tahu media tanam pakai sampah rumah tangga, saya nggak perlu beli pupuk atau pestisida. Jadi bisa menghemat juga ditambah hasilnya juga bagus," tegasnya.

Sampai akhirnya, ia kini mampu mengajari sejumlah calon anggota polisi menjelang masa purna di Polresta Cirebon. "Kalau dulu saya dikejar-kejar polisi, tapi sekarang malah mengajari polisi buat tanam cabai pake media tanam sampah rumah tangga," tuturnya.

Pertanian Purba

Sementara itu, Deden Lesmana selaku pegiat lingkungan yang juga sebagai pembina Nugi menjelaskan sudah hampir dua tahun di Cirebon mengembangkan pola tanam metode pertanian purba semacam ini. "Kenapa disebut pertanian purba? Karena bahan-bahan dasarnya tidak menggunakan pupuk kimia, jadi bahan-bahan media tanamnya dari sampah rumah tangga," ujarnya.

"Ini terobosan pertanian masa depan yang saat ini bermasalah dengan pupuk," tegasnya.

Sehingga ia menerangkan, permasalahan sampah yang saat ini menjadi momok bisa jadi solusi bagi dunia pertanian. Maka ia meminta kepada masyarakat untuk bisa bertani dengan menggunakan sampah rumah tangga yang selama ini selalu dipandang sebelah mata.

"Cukup mudah buat menjalankan pertanian semacam ini dan tidak perlu lahan yang luas. Soalnya cabai cukup di tanam di bekas galon air mineral dengan media tanam sampah rumah tangga," paparnya.

Ia juga menitik beratkan, dalam pemilihan jenis cabai juga harus disesuaikan dengan iklim Cirebon. Pasalnya tidak semua jenis cabai bisa di tanam dengan iklim Cirebon yang cenderung panas.

"Salah satunya jenis cabai yang bisa di tanam dengan iklim Cirebon cabai rawit dan cabai beauty bahan dasar sambal nasi jamblang yang paling cocok ditanam di Cirebon," ungkapnya.

Oleh karena itu, ia berharap dengan adanya mitigasi cuaca di tiga tahun mendatang di mana berkurangnya curah hujan. Maka harus mengubah pola tanam salah satunya pola tanam menggunakan media tanam sampah, karena mengandung unsur positif yang tinggi sehingga baik untuk tanaman.

(sud/sud)


Hide Ads