.webp)
Baru ini parkir pengunjung di sekitar Embarkasi Haji Kertajati di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ramai di media sosial. Tarifnya parkir kendaraan pengantar haji di pinggir jalan mencapai hingga Rp 10 ribu.
Dilihat detikJabar Senin (10/6/2024) sekira pukul 10.00 WIB, video yang diunggah akun @indramayuterkini menunjukkan adanya aktivitas parkir di sepanjang bahu jalan dekat Embarkasi Kertajati Kabupaten Indramayu. Dalam potongan video juga menampilkan sebuah karcis berlogo Kementerian Agama yang tercantum nominal tarif parkir sebesar Rp 10 ribu.
"Kartu Parkir (Kendaraan Bermotor Untg uk Pengunjun) Lingkungan Asrama Haji Indramayu Jawa Barat. Rp.10.000," kata-kata dalam karcis yang viral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Akomodasi PPIH Embarkasi Kertajati, Boy S. Munir membantah adanya keterlibatan Kemenag dalam aktivitas parkir di luar area Embarkasi tersebut. Bahkan, pihaknya menepis, pungutan parkir di bahu jalan bukan termasuk manajamen Embarkasi.
"Bukan, kita nggak ada hubungannya," ujar Boy S. Munir dihubungi detikJabar.
"Setelah viral di IG security sudah bilang minta ditindak lanjuti terkait logo Kemenag," ungkapnya.
Pantauan detikJabar di lokasi, aktivitas pengunjung di luar area Embarkasi Kertajati terlihat sepi. Hal itu mengingat pemberangkatan haji ke tanah suci melalui Embarkasi telah selesai.
"Ini kloter terakhir tadi sekitar jam 10.00 WIB. Tapi sepi pengunjung (pengantar)," kata salah seorang pedagang, Samsul Hadi ditemui detikJabar.
Namun, selama satu bulan belakangan aktivitas parkir di sepanjang bahu jalan Pantura dekat Embarkasi Kertajati ini cukup ramai. Terlebih pada saat proses pemberangkatan haji dari berbagai daerah.
 Tarif parkir getok harga di embarkasi haji Kertajati, Indramayu Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar |
"Biasanya ramai, ini sudah 30 kloter berangkat. Terkahir kalau tidak salah dari Majalengka. Dua hari kemarin dari Indramayu kalau nggak salah," ujar dia.
Samsul sendiri mengaku tidak terlibat dalam pengaturan parkir di luar Embarkasi itu. Sebab, ia dan istrinya lebih memilih sebagai pedagang dadakan.
"Nggak ikutan, ini saja kewalahan melayani pembeli. Soalnya ramai sekali," katanya.
Bagi Samsul, momen pemberangkatan haji dari Embarkasi Kertajati menjadi berkah tersendiri bagi keluarganya. Sebab dalam sehari, pria berusia 43 tahun itu bisa meraup omset hingga jutaan rupiah dari menjajaki aneka minuman seduh dan mie instan.
"Ya Rp 500 ribu mah ada kalau lagi sepi. Kalau ramai bisa Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta mah ada," ungkapnya.
Bersama istrinya, warga Desa Legok, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu itu mengaku berjualan selama satu bulan penuh selama musim haji. Bahkan, ia tak sempat melakukan aktivitas lainnya.
"Iya 24 jam di sini. Pulang itu kalau ganti baju aja. Ya gantian kalau siang biasanya istri yang jualan," kata Samsul sambil kemasi barang dagangannya.
"Ini terkahir. Besok jualan di rumah lagi," pungkasnya.
(dir/dir)
