Namanya Abdurrohim, usianya 44 tahun. Sudah menjadi tradisi turun temurun keluarga Abdurrohim berjualan hewan kurban menjelang hari raya Iduladha.
"Awal mula dari orang tua, terus orang tua sudah meninggal, diturunin sama anak-anaknya, sudah turun temurun," tutur Abdurrohim, Selasa (4/5/2024).
Di lapaknya yang terletak di Jalan Pramuka Penggalang, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, terlihat puluhan kambing dan domba yang ditambatkan pada patok kayu dadakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sekitar 40 hingga 50-an kambing yang dijual, untuk sapi sistemnya pesan dulu. Nanti kita cariin. Untuk harganya ada yang Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta, tergantung umur hewan kurbannya," tutur Abdurrohim.
Menurut Abdurrohim, kunci dalam menjadi peternak hewan kurban adalah konsistensi. "Tergantung yang mengelola, kalau orangnya malas, kambingnya nggak berkualitas bagus. Tapi, kalau kita nggak malas, alhamdulillah itu ada lebihnya," tutur Abdurrohim.
Abdurrohim menuturkan, membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk merawat hewan kurban sebelum siap untuk dijual. "Kita memelihara ada yang tujuh bulan sampai satu tahun. Kita belinya yang dari kecil bukan dari lahir. Misal dari umur tujuh bulan terus dipelihara sama saya satu tahun, jadi satu tahun tujuh bulan," tutur Abdurrohim.
Bagi Abdurrohim, yang sulit bukanlah saat menjual hewan kurban. Tetapi saat proses memberikan pakan ternak. "Makan yang paling sulit tuh, meski nggak mahal tapi kita harus rajin, waktunya kudu cepat bisa membagi waktu antara kerja dan ngarit. Jika tidak rajin pertumbuhannya jadi kurang," tutur Abdurrohim.
Abdurrohim sendiri sehari-harinya bekerja sebagai tukang service. Baginya, menjadi peternak hewan kurban bukanlah pekerjaan utama. Tetapi hanya sebagai sarana investasi setiap tahun.
"Kalau Iduladha kan jarang cuma setahun sekali, tapi kalau kita kerja setiap hari udah ada hasilnya. Jadi nanggap usaha beginian mah kayak investasi, fokusnya pas jelang Iduladha saja," tutur Abdurrohim.
Diperjelas oleh Abdurrohim, meski terkadang merawat hewan kurban itu sulit. Tetapi karena melihatnya sebagai investasi, membuat Abdurohim tetap semangat untuk merawat hewan kurban. "Misal kita beli harga Rp 2 juta terus kita rawat sampai beberapa bulan, bisa kita jual lagi sekitar harga Rp 4 juta. Jadi ada lebihnya lah untuk ganti biaya merawatnya," tutur Abdurrohim.
Selain harus memperhatikan makan hewan kurban. Menurut Abdurohim, perlu diperhatikan juga fisik dan mental hewan kurban. "Sama kaya manusia saja harus diperhatikan semuanya, dari mulai makan, kesehatan sama mentalnya biar nggak stres, nggak bisa sembarangan, kalau nggak gitu harganya bisa turun," tutur Abdurrohim.
"Pernah kambing jatuh kakinya sampai kejepit di kandang, itu harus dipotong, tapi kalau lagi mujur bisa kita obati, tapi kalau nggak, bisa jatuh sakit terus harganya jatuh, misal dari 1 juta bisa jadi 300 ribu," tambah Abdurohim.
Ketika memasuki hari raya Iduladha, Abdurrohim mampu mengumpulkan omzet sekitar ratusan juta rupiah. "Tahun kemarin mah alhamdulillah habis 70 ekor, tinggal dikira-kira satu ekor 3 jutaan saja. Tinggal 3 kali 70 udah 210 jutaan. Cuma yah tadi syaratnya harus rajin, konsisten. Kerja sama ngurus kambing harus seimbang," tutur Abdurrohim.
Dengan dibantu saudaranya yang lain, usaha Abdurrohim buka selama 24 jam, dimulai dari tanggal 27 Mei sampai 17 Juni 2024. Bisa juga pesan hewan kurban lewat online atau datang langsung ke tempat.
Menjelang hari raya Idul Adha, Abdurrohim berharap, para pedagang hewan kurban diberikan kemudahan dalam berjualan.
"Semoga yang jualan hewan kurban pada lancar dan berkah jualannya," pungkas Abdurrohim.
(sud/sud)