Cita Rasa Kopi Wine dari Cirebon yang Tembus Pameran Internasional

Cita Rasa Kopi Wine dari Cirebon yang Tembus Pameran Internasional

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Selasa, 28 Mei 2024 11:30 WIB
Kopi wine racikan Indra dan Endang di Cirebon.
Kopi wine racikan Indra dan Endang di Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Cirebon -

Hari itu Indra Setiawan bersama pasangannya Endang Kusumasari warga Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, tampak sibuk melayani pelanggannya. Sejoli ini membangun bisnis kopi yang unik. Kopi dengan cita rasa wine dan rokok keretek.

Indra dan Endang kala itu turut meramaikan festival di Kota Cirebon yang digelar di kawasan kota tua beberapa waktu lalu. Kopi racikan sejoli ini mejeng dan menyita perhatian pengunjung festival.

Sejoli itu bercerita tentang ide dalam membuat kopi wine. berasal dari seorang teman yang memberi saran untuk membuat kopi dengan cita rasa wine. Awalnya, sejoli mendapat usulan ide dari seorang teman akrabnya. Indra dan Endang pun langsung mengimini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan ada teman yang beri saran untuk bikin kopi ala wine, akhirnya kita pelajari cara pembuatan wine tapi menggunakan kopi murni," tutur Indra saat ditemui detiJabar belum lama ini.

Nama wine membuat kopi Indra mendapat pandangan miring. Ya, kopinya dianggap mengandung alkohol dan haram bagi muslim. Namun, Indra tetap santai. Ia pun menjelaskan tentang cita rasa wine dari kopi yang diproduksinya.

ADVERTISEMENT

"Wah ini mengandung alkohol, padahal belum coba, padahal ini murni kopi nonalkohol, sudah ada uji lab ada label halal juga. Kita mah santai aja, pas udah coba mereka malah ketagihan," tutur Indra.

Cita rasa wine berasal dari hasil fermentasi. Indra membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menghasilkan cita rasa wine. "Karena fermentasinya lama, ini saja satu botol membutuhkan waktu sampai 4 - 5 bulan bahkan ada yang lebih lama lagi, bisa sampai 9 bulan," tutur Indra.

Tak hanya cita rasa wine, produk unggulan lain yang dipasarkan adalah kopi keretek. Menurut Indra, ide pembuatan kopi keretek berasal dari keinginan seorang diaspora yang menginginkan kopi dengan cita rasa rokok. "Ini konsumen dari Korea, kebetulan main ke Kudus, ingin cari kopi dengan nuansa cita rasa rokok, akhirnya kita buat namanya kopi keretek," tutur Indra.

Usaha kopi yang diberi nama Sundanesse Lady ini, mulai dirintis kedua pasangan tersebut sejak tahun 2019. Dan, mulai dipasarkan pada tahun 2020. Semua biji kopinya diambil langsung dari gunung Ciremai.

"Karena ini kopinya berasal dari Ciremai Pasundan wilayah Ciayumajakuning jadi namanya Sundanesse, untuk Lady nya menandakan kopi ini bisa diminum perempuan, wine kan kadang identiknya minuman laki laki," tutur Indra.

Menurut Indra, diaspora yang pernah mencoba Sundanesse Lady berasal dari berbagai macam negara seperti Taiwan, Amerika, Spanyol, Eropa dan Australia. Untuk harganya dibanderol Rp 50.000 sampai Rp 85.000 per botol, dengan sistem pemasaran order terlebih dahulu.

"Untuk pemasaran masih sendiri, belum menggunakan pihak lain, cuman berdasarkan pesanan dari WA, biasanya dari instansi-instansi," tutur Indra.

Kopi wine racikan Indra dan Endang di Cirebon.Kopi wine racikan Indra dan Endang di Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Mejeng di Pameran Internasional

Sementara itu, Endang menceritakan tentang proses pencarian biji kopi pilihan untuk 'wine' dan 'keretek'. Ia mendapatkan banyak sampel dari beberapa temannta. Lalu, Endang mencari formula yang tepat, indikatornya adlaah kandungan tanah dari perkebunan kopi yang ia petik, kualitas udara, dan tentunya tak tersentuh dari bahan kimia maupun polisi.

"Kalau orang sana bilangnya kopi buhun," tutur Endang

Endang menjelaskan tak semua biji kopi bisa difermentasi menghasilkan cita rasa wine maupun keretek. Ia ingin produk kopinya dapat menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan sajian produk kopi yang berkualitas.

Selama 5 tahun perjalanan, kopi Sundanesse Lady sudah mengikut berbagai macam pameran, baik di dalam maupun luar negeri. Di tahun 2022 saat pameran di Taiwan berhasil masuk dalam 5 besar dari 32 negara, selain itu juga pada tahun 2024 diberi penghargaan sebagai UMKM Terinspiratif dari Bea Cukai.

Endang menambahkan, pada saat pagelaran KTT G20 di Bali tahun 2022, kopi Sundanesse Lady juga jadi sajian minuman di acara KTT G20 di Bali. Pengalaman itu membuatnya terus semangat dalam berinovasi dalam bidang kopi.

"Di G20, mereka suka unik, bilang ada gulanya padahal nggak ada, sampai kirim bijinya. Mereka suka terus cocok, alhamdulillah sampai sekarang mereka langganan," tutur Endang.

Meski sudah pameran di luar negeri. Endang menuturkan, masih belum mengekspor produknya ke luar negeri, hanya sebatas dibawa oleh para diaspora dari Indonesia. "Kalau luar kebanyakan masih dibawa oleh teman-teman diaspora, karena ini proses pembuatannya lama, kalau skala besar kita belum berani," pungkas Endang.

Ke depan Indra dan Endang berharap, usaha kopi yang mereka rintis dapat terus berkembang, menjaga kepercayaan dan terus berinovasi menciptakan berbagai macam produk dari olahan biji kopi.

(sud/sud)


Hide Ads