Kesaksian Kepala Sekolah Sebelum Bocah Asal Cirebon Depresi

Kesaksian Kepala Sekolah Sebelum Bocah Asal Cirebon Depresi

Devteo Mahardika - detikJabar
Rabu, 15 Mei 2024 20:45 WIB
ilustrasi anak depresi
Ilustrasi. (Foto: iStock)
Cirebon -

Kepala SDN Sidamulya Kota Cirebon Iis Trisniatin menyebut bocah berinial A yang kini mengalami depresi, merupakan anak yang rajin dan senang bergaul selama menempuh pendidikan sebelum berhenti sekolah.

Ia menegaskan, A merupakan anak yang baik dan selalu bisa mengikuti pelajaran di saat guru-guru menyampaikan mata pelajaran.

"Dia anak yang baik kok, selama sekolah juga bisa ngikutin pelajaran," kata Iis, Rabu (15/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, A tergolong anak yang gemar bergaul dengan teman-temannya. "Seneng bergaul juga terus enggak nakal juga, cuma itu ya pendiam saja," paparnya.

Sebelum mengalami depresi seperti saat ini, ia mengatakan jika A sangat rajin dan bersemangat saat berada di sekolah. "Anak yang rutin sekolah sebelum kejadian peristiwa ini dan sangat rajin juga kok suka bantu-bantu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Secara umum, selama di sekolah bocah A tidak ada masalah dan bisa mengikuti kegiatan sekolah. Saat duduk dibangku kelas 6 sekolah dasar, ia menyampaikan jika bocah A sempat beberapa hari tidak berangkat ke sekolah. Kemudian wali kelas berinsiatif menengok ke rumah untuk memastikan kondisi A.

"Pas kelas 6 itu emang anaknya enggak berangkat, terus wali kelasnya nengok ke rumahnya karena dapet kabar kalau dia (bocah A) dalam kondisi sakit, tapi enggak ketahuan kalau depresi," jelasnya.

Ia juga menerangkan, bila orang tua bocah A juga sempat dipanggil oleh pihak sekolah untuk mempertanyakan kondisi bocah A karena tidak kunjung berangkat ke sekolah. "Setelah kami panggil orang tuanya, kemudian dia sempat kembali datang ke sekolah," ucapnya.

Akan tetapi, saat itu kondisi emosi bocah A tidak terkontrol sehingga mengganggu teman-teman kelasnya. "Nah waktu itu emmang emosinya tidak terkontrol, sampai akhirnya kami memberitahukan kepada orang tuanya," paparnya.

Sekadar informasi, bocah A ini mengalami depresi usai sang ibu dari anak pertama ini terpaksa menjual ponsel miliknya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

"Awalnya sih setelah hp punya A, saya jual buat kebutuhan sehari-hari. Waktu itu kan suami enggak ngirim uang 8 bulan waktu kerja di luar kota," ungkapnya, Senin (13/5).

Diketahui orang tua bocah A ini juga memilih untuk memutus sementara pendidikan anaknya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kenyaman bagi teman-temannya di sekolah.

"Gejalanya muncul pas A kelas 6 SD, jadi waktu itu di kelas suka gebrak meja dan buat teman-temannya takut. Jadi saya putuskan A berhenti sekolah sampai sekarang," tuturnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads