Pasar Eropa Lesu, Pengusaha Kerajinan Rotan Cirebon Lirik ASEAN

Pasar Eropa Lesu, Pengusaha Kerajinan Rotan Cirebon Lirik ASEAN

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 30 Apr 2024 16:30 WIB
Kadisperindag Jabar, Noneng Komara Nengsih saat melihat proses produksi dan pameran produk rotan di Kabupaten Cirebon
Kadisperindag Jabar, Noneng Komara Nengsih saat melihat proses produksi dan pameran produk rotan di Kabupaten Cirebon. Foto: Ony Syahroni/detikJabar
Cirebon -

Produk kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengalami penurunan ekspor imbas terjadinya perang di Eropa. Saat ini, para pengusaha kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon pun mulai menjajaki negara-negara ASEAN untuk dijadikan pasar ekspor baru.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih menyebut, penurunan ekspor untuk produk furnitur berbahan rotan ke Eropa sudah terjadi sejak dua tahun lalu atau pada tahun 2022. "(Produk kerajinan) rotan ini memang banyak yang ke Eropa. Kemudian banyak mengalami perang. Dan itu menyebabkan penurunan daya beli dari Eropa. Sehingga memang sejak 2022 mereka sudah drop untuk membeli barang-barang furnitur," kata Noneng saat ditemui di Kantor Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Rotan Cirebon, Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Selasa (30/4/2024).

Hal itu lah yang kemudian membuat ekspor produk kerajinan rotan dari Kabupaten Cirebon mengalami penurunan. Saat ini, para pengusaha produk furnitur itu pun mulai berusaha bangkit dengan mencari pasar ekspor baru ke beberapa negara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita memang harus mencari lagi negara-negara untuk tujuan ekspor kita. Kemarin teman-teman (pengusaha kerajinan rotan) menjajaki ke Afrika Utara, Maroko dan sebagainya. Kemudian juga ke Timur Tengah serta ASEAN dan yang lainnya. Kita sudah banyak zoom (meeting) dengan banyak pihak, termasuk Australia," kata dia.

Noneng menyebut, pada tahun ini atau tepatnya hingga Februari 2024, nilai ekspor untuk produk furnitur berbahan rotan dari wilayah Jawa Barat telah mencapai USD 17 juta. Namun menurutnya, nilai tersebut masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

ADVERTISEMENT

"Ekspor untuk (produk kerajinan) rotan sampai bulan Februari 2024 sudah mencapai USD 17 juta. Tapi dibanding tahun lalu masih turun. Itu dari seluruh Jawa Barat, tapi yang terbesarnya dari Cirebon," kata Noneng.

Saat ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat pun terus mendorong agar para pengusaha kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon bisa tetap produktif dan berkembang dengan menghasilkan produk-produk terbaik. Beberapa upaya yang sudah dilakukan antara lain yaitu dengan menyediakan fasilitas tempat produksi.

"Salah satu yang kami lakukan adalah pelayanan di sini (Kantor Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Rotan Cirebon). Karena di sini (luasnya) ada 9000 meter yang semuanya memang untuk melayani teman-teman pengusaha (kerajinan rotan)," kata Noneng.

"Ini memang disediakan untuk para pengusaha kerajinan rotan. Termasuk galerinya. Saat ini yang menggunakan tempatnya ada lima. Tapi yang menggunakan mesin itu bergantian," sambung Noneng.

Di samping itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat pun terus berupaya mempromosikan produk kerajinan rotan dari Kabupaten Cirebon, salah satunya melalui kegiatan pameran. Seperti yang diadakan di Kantor Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Rotan Cirebon pada hari ini.

Ada beragam produk kerajinan rotan yang ditampilkan dalam kegiatan pameran tersebut. Antara lain mulai dari perlengkapan rumah tangga, hiasan hingga beberapa aksesoris lainnya.

Melalui kegiatan itu, Noneng pun berharap produk kerajinan rotan dari Kabupaten Cirebon dapat kembali bangkit dan semakin dikenal banyak orang.

"Jadi ini memang untuk mempromosikan produk-produk dari para pengusaha rotan yang ada di sini supaya berjaya kembali," kata Noneng.

(sud/sud)


Hide Ads