Malaria merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Dampaknya pun sangat berbahaya. Bila tidak ditangani atau diobati, penyakit ini bisa membahayakan nyawa.
Dampak buruk dari penyakit ini pun ternyata pernah dirasakan langsung oleh dr Siti Maria yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Siti Maria mengaku pernah mengalami momen buruk saat terjangkit penyakit tersebut.
Maria mengatakan, ia pernah terjangkit penyakit malaria pada tahun 2002 silam saat bertugas sebagai tenaga medis di daerah terpencil di Kalimantan Barat. Saat itu Maria bertugas di salah satu Puskesmas yang ada di wilayah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singkat cerita, di tengah waktunya saat menjalani tugas sebagai tenaga medis, Maria terjangkit penyakit malaria. Akibatnya, ia pun harus merasakan dampak yang cukup buruk.
"Saya sendiri pernah kena malaria waktu saya PTT (Pegawai Tidak Tetap) di Kalimantan Barat tahun 2002. Jadi setelah lulus dari kedokteran, dulu itu kita langsung tugas PTT. Dulu itu saya tugas PTT di Kalimantan Barat di tempat yang terpencil. Di situ saya kena (malaria)," kata Maria.
Maria mengatakan, ada beberapa gejala yang ia rasakan saat terjangkit penyakit malaria. Seperti demam, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi dan beberapa gejala lainnya.
"Gejala (penyakit malaria) itu panas tinggi, menggigil. Dan menggigilnya itu benar-benar menggigil. Terus sakit kepala dan ngilu-ngilu," kata Maria.
Bahkan, kata dia, malaria sendiri merupakan penyakit yang memiliki dampak sangat berbahaya bagi si penderita. Jika tidak ditangani atau diobati, penyakit tersebut bisa membahayakan keselamatan nyawa. "Kalau tidak diobati komplikasinya bisa sampai dengan kematian," kata Maria.
Saat bertugas sebagai tenaga medis di daerah terpencil di Kalimantan Barat pada tahun 2002 silam, Maria sendiri mengaku pernah menangani pasien yang menderita penyakit malaria.
"Dulu Puskesmas saya itu merawat orang-orang dengan sakit malaria. Dan kami di Puskesmas itu dulu bisa melakukan pemeriksaan untuk malaria," kata Maria.
Saat ini, Siti Maria telah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Dan sejak tahun 2014 lalu, kata Maria, Kota Cirebon sendiri telah mencapai eliminasi malaria.
"Kita eliminasi malaria itu sudah lama. Dari tahun 2014. Kalau Jawa Barat baru tahun kemarin, tahun 2023," kata dia.
Meski telah mencapai eliminasi malaria, namun sejumlah rumah sakit di Kota Cirebon masih merawat pasien dengan penyakit tersebut. Sejak tahun 2022 hingga April 2024, setidaknya ada puluhan kasus malaria di Kota Cirebon.
"Tahun 2022 ada satu kasus. Kemudian tahun 2023 itu banyak ada 18 kasus. Di tahun ini sampai bulan April, ada dua. Tapi yang kena (malaria) di Kota Cirebon itu tidak ada," ucap Maria.
Maria menyebut, kasus malaria yang ada di Kota Cirebon merupakan kasus impor. Artinya, kasus malaria tersebut bukan berasal dari Kota Cirebon, melainkan dari daerah lain.
"Kasus-kasus yang ada di Kota Cirebon adalah kasus impor. Karena kenanya itu di daerah lain, di luar pulau Jawa. Tapi dirawatnya di sini," kata dia.