Usai menjalankan ibadah puasa kurang lebih selama satu bulan, tentunya sebagai umat Islam pasti akan merayakan sebuah kemenangan dalam momen Idulfitri atau Lebaran.
Biasanya menjelang lebaran tiba, banyak dari para perantau memilih pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari raya Idulfitri bersama keluarga. Pada saat mudik inilah membawa keberkahan bagi sejumlah pihak, terutama bagi pihak-pihak yang bekerja dalam bidang transportasi umum.
Seperti yang dirasakan oleh Abdul (48) seorang pengendara transportasi umum jenis bus di Terminal Harjamukti Kota Cirebon. Ia mengaku saat musim mudik Lebaran tiba, jumlah penumpang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan hari-hari biasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dalam istilah kami itu marema (ramai), jadi pas Lebaran ya penumpang pasti ramai," ungkapnya kepada detikJabar, Minggu (31/3/2024).
Maka tidak jarang, ia selalu mempersiapkan sebaik mungkin mulai dari stamina hingga kondisi kendaraan yang dijadikan sebagai objek untuk mengangkut dalam proses hijrah saat mudik Lebaran.
"Biasanya sebelum arus mudik, yang rutin saya lakukan seperti siapkan stamina sama mempersiapkan kendaraan supaya bisa lancar di jalan," terangnya.
Meskipun demikian, ia tidak menampik tentang perbedaan rasa Lebaran saat ini dengan lebaran tempo dulu. Terutama soal jumlah penumpang yang tidak lagi seramai dulu.
Di saat dulu sebelum kendaraan pribadi merajalela seperti saat ini, ia mengaku selalu semangat saat melihat jumlah penumpang yang sudah menunggu kedatangan bus. "Dulu itu kalau kita sudah sampai di Terminal Kampung Rambutan Jakarta, pasti penumpang itu udah membludak banget sampai rebutan buat naik ke bus. Tapi sekarang udah enggak kaya dulu lagi, banyak sih banyak tapi ya begitulah soalnya udah banyak yang punya mobil sama motor juga," bebernya.
Ia juga menceritakan, di zaman kejayaan bus sebagai pilihan utama transportasi umum saat Lebaran. Tidak sedikit juga penumpang yang rela berdesak-desakan di dalam bus demi ingin cepat sampai ke kampung halaman.
"Waktu bus di masa kejayaannya, sewaktu saya baru sampai di terminal aja udah pada rebutan. Sampai-sampai ada yang rela gelantungan di pintu atau gleporan (duduk) di lorong kursi, saking pengin cepat sampai kampung," ujarnya.
Selain itu juga, ia menyampaikan jumlah bus zaman dulu dengan sekarang berbeda. Di mana dulu jumlah bus terbatas, sehingga tidak heran bilamana penumpang rela bergelantungan di pintu untuk bisa sampai ke kampung halaman.
"Jadi kalau dulu itu kan jumlah bus itu terbatas, kalau sekarang kan kebalik. Jumlah bus banyak, eh malah sewanya (penumpang) yang enggak ada," ucapnya.
Maka tidak heran, saat masa kejayaan ia selalu mendapatkan tiga sampai empat kali lipat saat momen arus mudik lebaran tempo dulu dibandingkan saat lebaran kali ini.
"Uh kalau dulu itu bisa sampe empat kali lipat lah pendapatan saya dari arus mudik lebaran sekarang-sekarang ini. Yaitu faktornya karena bus mulai banyak tapi jumlah penumpangnya berkurang," tuturnya.
Suasana Terminal Harjamukti Cirebon Tempo Dulu
Ia juga menyampaikan, bilamana saat dulu di mana bus masih menjadi pilihan utama oleh para pemudik. Kondisi Terminal Harjamukti pasti selalu ramai dengan kedatangan penumpang.
"Sampe-sampe mau jalan aja berdesakan, saking penuhnya penumpang yang datang dari perantauan," tegasnya.
Maka tidak heran, kondisi semacam itu juga membawa keberkahan bagi beberapa pihak mulai dari pedagang asongan hingga ojek pangkalan.
Seperti yang diungkapkan oleh Solehudin (59) yang hingga saat ini masih menjadi pengendara ojek di sekitar Terminal Harjamukti Kota Cirebon.
"Dulu terminal pas arus mudik jumlah penumpang yang dateng pasti rame banget. Nah pas lagi begitu kan tukang ojek juga ketiban rezeki juga," ungkapnya.
Bahkan dulu dalam sehari ia mengaku bisa mendapatkan mencapai puluhan penumpang di saat momen arus mudik Lebaran.
"Banyak orang Cirebon yang jadi perantau, jadi kan enggak aneh lagi pasti kalau mau Lebaran penumpang yang baru turun dari bus yang naik ojek banyak," bebernya.
Namun kini perlahan momen semacam itu mulai sirna seolah mentari terbenam di ujung pelupuk mata. Selain jumlah penumpang bus yang menurun dengan tingkat kunjungan terminal yang rendah.
Faktor masifnya ojek online pun seolah menjadi salah satu utama berkurangnya jumlah penumpang ojek pangkalan terminal.
"Yang saya rasakan sih selain terminal yang mulai sepi, efek ojek online juga jadi penyebab berkurangnya penumpang buat ojek pangkalan," tuturnya
(sud/sud)