Cerita Suka Duka Mahmud 10 Tahun Jadi Kernet Bus Pantura

Serba-serbi Warga

Cerita Suka Duka Mahmud 10 Tahun Jadi Kernet Bus Pantura

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Sabtu, 06 Apr 2024 14:00 WIB
Mahmud memakai baju biru di depan bus Pantura Aries Muda
Mahmud memakai baju biru di depan bus Pantura Aries Muda (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).
Cirebon -

Mahmud (50), sudah hampir 10 tahun melakoni profesi pembantu sopir alias kernet, di salah satu bus Pantura legendaris bernama Aries Muda jurusan Cirebon-Purwokerto. Terlihat dari depan tampak lebih tua dibandingkan dengan bus lain yang memangkal di Terminal Harjamukti, Kota Cirebon.

"Walaupun sudah terlihat tua. Tapi untuk uji KIR selalu lolos, untuk surat-surat semuanya lengkap dan sudah dilengkapi AC. Udah lama, ketika yang lain bangkrut, Aries lancar," ucap Mahmud, Jumat (5/4/2024).

Sambil memegang uang yang tersisa hanya Rp 5.000, Mahmud menuturkan, dulu bus Pantura Aries Muda tempatnya bekerja sangat diminati oleh para penumpang. Dalam sehari ia bisa mengumpulkan omset hingga Rp 1.200.000.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, itu dulu. Menurutnya, sekarang kondisinya sudah sangat jauh berbeda. Untuk mendapatkan penumpang saja sudah sulit. Penghasilan pun hanya sekitar ratusan ribu Rupiah saja bahkan terkadang tidak dapat sama sekali.

"Kalau lagi sepi penghasilan Rp 150.000. Itukan tidak nutup. Untuk beli solar aja bisa mencapai Rp 300.000 sekali jalan. Kadang tidak dapat sama sekali. Dari pangkalan, saya cuma diam aja sama sopir bingung mau ngapain," kata Mahmud.

ADVERTISEMENT

Jika ada kerusakan pun, mortirnya terkadang tidak dibayar terlebih dahulu. "Kemarin kan ada mortir abis di service yang bayar itu bukan sopirnya tapi pengurusnya," kata Mahmudi.

Sedangkan, Mahmud sendiri memiliki 2 orang anak dan 1 orang istri. Mahmud sendiri bingung, ketika menjelang Lebaran. Pendapatan sebagai kernet sopir bus masih belum membuahkan hasil.

"Sekarang sedang bingung ingin zakat fitrah tapi tidak punya uang, sudah 4 hari di sini namun hasilnya tetap kosong. Emang harus sabar. Nggak tau sampai Lebaran nanti hasil atau tidak. Apalagi sopirnya, itu anaknya masih kecil-kecil," tutur Mahmud.

"Kalau kerja di bidang seperti ini memang harus sabar. Saking tidak ada duitnya, sehari cuman makan satu kali. Itu juga dibayarin sama pengurus Ariesnya. Tapi kalau lagi ramai-ramai pisan, biasanya 3 hari menjelang Lebaran," kata Mahmud.

Meski penghasilannya tidak pasti, Mahmud tetap bertahan sebagai kernet sopir bus Aries. Salah satu alasanya karena, pengelola bus sangat baik dalam memperlakukan dirinya.

"Juragannya enak, orangnya baik, seperti kita-kitaan suka ngobrol. Meski berbeda etnis, tapi setiap lebaran memberikan zakat dan bingkisan kepada kita. Apalagi kalau lagi sakit dipijat. Kalau sedang susah yah ditolong dan perhatian lah," tutur Mahmud.

Mahmud menceritakan, kala dirinya tertabrak jatuh dari mobil, yang membuat ia terluka cukup parah. "Ditabrak dari belakang, ketika sedang berada di pintu sampai pintunya sendiri jatuh. Sekitar satu meter, saya sendiri pada saat itu pingsan. Meski celena semua sobek. Tapi Alhamdulillah bisa selamet," kata Mahmud.

Mahmud menuturkan, untuk biaya pengobatan sampai pemulihan itu semuanya ditanggung oleh perusahaan bus Aries. "Pengelolanya tanggung jawab, segala biaya pengobatan dan segala macam ditanggung, untuk yang menabraknya paling ngasih santunan," tutur Mahmud.

Kedepan ia berharap, bus pantura Aries, tempat ia menjadi kernet dapat ramai kembali oleh penumpang. "Semoga saja nanti menjelang lebaran tambah ramai lah," pungkas Mahmud.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads