Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Cirebon tinggal beberapa bulan lagi. Sejumlah partai politik sudah melakukan penjajakan untuk menentukan calon yang akan diusung pada Pilbup Cirebon bulan November 2024.
Seperti halnya PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon yang kini sudah melakukan penjajakan dengan partai lain, meski partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut menjadi pemenang di Kabupaten Cirebon dengan perolehan 13 kursi DPRD.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon Imron Rosyadi menyebut pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan partai lain, namun hanya sebatas silahturahmi. "Komunikasi sering dilakukan dengan partai lain, tetapi untuk urusan pilkada masih sebatas canda tawa belum obrolan secara serius," kata Imron di Sumber, Senin (25/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan silahturahmi dilakukan sebelum bulan Ramadan. Bahkan ketika menghadiri rapat paripurna DPRD, pihaknya selalu berbincang-bincang dengan para ketua partai. "Silahturahmi sering kita lakukan dari dulu, sekarang bulan Ramadan ya sekalian buka puasa bersama, kadang kita ngobrol dengan partai lain calon yang diusung pilkada kedepannya siap saja," ujarnya.
Namun demikian, Imron belum melakukan komunikasi secara individu dengan salah satu partai politik, akan tetapi DPD PDI Perjuangan Jawa Barat meminta untuk melakukan komunikasi secara intens dengan partai lain untuk pilkada 2024 mendatang.
"Saat rapat di Bandung, PDIP Jabar meminta untuk komunikasi dengan partai lain persiapan Pilkada mendatang," ujar ketua partai yang juga Bupati Cirebon itu.
Komunikasi tersebut, lanjut Imron, untuk memastikan PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon bisa kembali memenangkan Pilkada tahun 2024 mendatang. Disinggung ada komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Imron mengakui bila sejauh ini sudah melakukan komunikasi partai tersebut.
"Komunikasi sudah, apalagi di PKB Jawa Barat sering sekali, karena semua pengurus di sana semuanya teman," ungkapnya.
Sebelumnya Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono meminta agar partai berlambang kepala banteng moncong putih itu untuk segera berkomunikasi dengan partai lain. Dalam rangka mempersiapan Pilkada yang akan diselenggarakan pada November 2024 nanti.
"Meskipun menang tetap jangan sampai jumawa, bisa saja kita calonkan satu paket calon bupati dan calon wakil bupati. Tapi kolaborasi itu penting," kata Ono, Minggu (17/3/2024).
Berkaca dari Pileg 2024 yang lalu, Ono, menjabarkan terdapat banyak caleg incumbent (petahana) yang harus rela menyerahkan kursinya kepada pihak lain setelah dinyatakan tumbang.
Ia menjelaskan, tumbangnya caleg petahana ini bukan berarti tidak pernah menyelesaikan persoalan rakyat. Walaupun caleg tersebut sebelumnya selalu mengurus rakyat dari hasil setiap reses.
"Menyalurkan bantuan sudah, turun juga sudah. Tapi dia (caleg) tidak memberikan uang di akhir pertempuran hingga akhirnya dia tidak terpilih. Kami sebut pemilu 2024 brutal karena saya banyak menerima laporan dari tingkat bawah terkait fenomena itu di lapangan," ujarnya.
Sehingga dengan algoritma pemilih yang berubah seperti ini, maka dirinya meminta kepada setiap pengurus DPC ditingkat kota dan kabupaten perlu menyiapkan strategi yang taktis. Untuk bisa memenangkan pemilu-pemilu berikutnya termasuk pilkada pada bulan November tahun ini.
"Beberapa petahana kepala daerah yang saat ini menjabat sebagai ketua DPC sudah seharusnya memiliki tanggung jawab memenangkan partai. Karena itu akan menentukan keberlanjutan status rekomendasi untuk calon kepala daerah di periode ke dua," terangnya.
(sud/sud)