Keyakinan Ponpes di Indramayu Tetap Tarawih Kilat Meski Tuai Komentar

Round-up

Keyakinan Ponpes di Indramayu Tetap Tarawih Kilat Meski Tuai Komentar

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 20 Mar 2024 07:30 WIB
Salat tarawih kilat di Indramayu.
Salat tarawih kilat di Indramayu. Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar
Indramayu -

Salah satu Pondok Pesantren di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat melaksanakan salat tarawih hanya dengan 18 detik tiap rakaatnya. Jika ditotal, salat sunah pada malam bulan Ramadan ini dilaksanakan hanya dalam waktu 7 menit.

Tarawih kilat ini berlangsung di Pondok Pesantren Al-Qur'aniyah. Salat tarawih plus witir yang berjumlah 23 rakaat hanya berlangsung tujuh menit. Jika satu menit sama dengan 60 detik, 23 rakaat salat tarawih di pondok pesantren ini memakan 420 detik. Jadi, jika dikonversikan ke detik, untuk satu rakaatnya memakan waktu sekitar 18 detik.

Sebelum salat tarawih, jamaah akan salat Isya terlebih dahulu dan dilaksanakan seperti salat pada umumnya. Namun, setelah bacaan bilal berkumandang, imam salat segera membacakan takbir seraya diikuti ratusan jamaah di belakangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan cepat, imam salat membacakan surat-surat hingga gerakannya. Satu salam salat tarawih selesai dalam waktu kurang dari satu menit.

"Kira-kira salat tarawih yang kita lakukan di Pondok Pesantren Al-Qur'aniyah kurang lebih sekitar 7 menit yang sudah berjalan kurang lebih selama 15 tahun," kata Imam Salat Tarawih, Ustaz Huabihi Muhyinidzom (22) kepada detikJabar, Jumat (15/3/2024).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, salat tarawih kilat di Ponpes Al-Qur'aniyah yang berada di Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu itu sudah berjalan sejak imam salat KH Ahmad Zuhri Ainani sekitar tahun 2009-2010 yang menjadi generasi pertama salat tarawih 'kilat'.

Pada dua tahun belakangan, imam salat dilaksanakan oleh Ustaz Huabihi Muhyinidzom. Salat dengan gerakan yang lebih cepat ini, menurut Ustaz Huabihi, yang terpenting sudah sesuai dengan syarat dan rukunnya salat.

Setiap bacaan salatnya, Ustaz Huabihi biasanya menggunakan surat pendek. Mulai dari satu ayat atau ayat keselamatan. Hal itu sesuai ilmu yang diajarkan oleh para guru.

"Untuk bacaan salat tarawih itu adalah ayat keselamatan, tujuh ayat keselamatan yang telah diajarkan guru-guru kami tentang salamun dan ayat-ayat lainnya," jelasnya.

"Tujuan salat tarawih kilat ini satu untuk melatih daya ingat dan yang kedua adalah ini telah diwariskan oleh guru kami ketika kami belajar di pondok pesantren," ungkap Ustaz Huabihi.

Namun, solat tarawih kilat ini rupanya banyak menuai respons. Sejumlah lembaga turut mengomentari pelaksanaan salat tarawih yang memakan waktu hanya sekitar 7 menit itu.

Meskipun begitu, Ketua Yayasan Ponpes Al-Qur'aniyah, Azun Mauzun menyatakan komentar itu tak akan memengaruhi salat tarawih yang sudah berjalan selama belasan tahun.

"Menurut saya mah biasa aja lah, namanya juga komentar kok. Komentar kan belum tentu bisa maen, iya kan? Biasa lah hal yang lumrah," kata Azun, dihubungi detikJabar, Selasa (19/3/2024).

Pihak Ponpes mengaku akan tetap melanjutkan kegiatan tarawih kilat itu dan tidak akan terpengaruh dengan komentar apapun. Terlebih, ia menanyakan para petinggi yang baru mempersoalkan sekarang.

Menurutnya, pelaksanaan salat tarawih kilat sudah sesuai dengan rukun dan syaratnya salat. Seperti tumakninah dan sebagainya. Ia menegaskan, jika harus menyudahi salat tarawih kilat itu harusnya sudah dilakukan sejak lama.

"Nggak (dievaluasi), tetap seperti biasa, kita dengan keyakinan kita akan tetap melaksanakan tarawih kilat, tidak terpengaruh tidak memengaruhi," tegas Azun.

"Terus yang dipermasalahkan tuh apa? Jemaah sendiri aja tidak protes, iya kan? Kenapa mereka protes," lanjutnya.

Bagi Azun, kehebohan ini seringkali muncul apalagi setelah ramai di media mainstream atau media sosial lainnya. Namun, kali ini komentar tidak hanya dari kalangan masyarakat melainkan juga banyak yang dilontarkan oleh petinggi.

"Oh lebih-lebih ganas komentar-komentarnya, cuma para petingginya diam kalau tahun kemarin mah, tahun sekarang kan para petinggi nih, PBNU, MUI, Kementerian Agama, Menteri Agama kan?," ujarnya.

Kendati demikian, setelah hebohnya salat tarawih kilat itu, Ponpes Al-Qur'aniyah mengaku belum mendapat upaya konfirmasi apapun dari pihak manapun.

"Tidak ada, mereka hanya komentar dari luar kok, tidak ada (konfirmasi). Oh siap saya akan baik-baik komunikasi baik-baik, ya silaturahmi," pungkasnya.

(aau/sud)


Hide Ads