Ponpes Sains Salman, Antara Ilmu Duniawi dan Akhirat

Devteo Mahardika - detikJabar
Senin, 18 Mar 2024 12:00 WIB
Pondok Pesantren Sains Salman Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Cirebon -

Menjamurnya pondok pesantren di wilayah Cirebon menjadikan tanah wali songo ini dinobatkan sebagai kota santri. Tidak sedikit santri-santri yang mondok berasal dari wilayah Jawa Barat bahkan dari luar pulau jawa.

Perbedaan masing-masing pondok pesantren menjadi keunggulan tersendiri untuk merebut hati para santri. Seperti Pondok Pesantren Sains Salman yang merupakan satu-satunya pondok pesantren di Cirebon yang mengangkat dan fokus dalam pola pengajarannya pada ilmu sains dan agama.

Pondok pesantren ini berlokasi di Jalan Buyut Ngabei, Desa Cikalahang Blok 1, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Ketua Yayasan As-Salam, Zaki Hidayat yang menaungi Pondok Pesantren Sains Salman mengungkapkan, dipilihnya sains karena untuk mencari keseimbangan antara ilmu duniawi dan ilmu akhirat.

"Jadi di pesantren kami ini mengajarkan santri-santrinya dengan ilmu sains dan agama supaya bisa dapat kesimbangan," kata dia kepada detikJabar saat ditemui di lokasi belum lama ini.

Ilmu sains yang diajarkan di pondok pesantren yang satu ini adalah ilmu sains agrobisnis yang bisa diterapkan oleh para santri usai menimba ilmu di Pondok Pesantren Sains Salman.

"Ilmu sains yang diajarkan dalam aspek keilmuan pertanian dalam upaya mengembangkan potensi supaya lebih paham dengan hasil bumi. Materi ilmu sains uang diajarkan oleh pesantren kami dilakukan setiap hari dilakukan oleh santri," ungkapnya.

Penerapan ilmu sains ini masuk dalam ekstrakuliner pesantren dan wajib diikuti oleh seluruh santri. Ilmu-ilmu sains yang diajarkan ini untuk membekali santri supaya bisa mendapatkan soft skill ketika lulus nanti.

"Pondok ini mengedepankan ilmu sains di bidang lingkungan hidup. Seperti ilmu hidropnik yang ditanam dengan sayuran, nantinya hasil sayuran itu akan dimanfaatkan untuk kebutuhan makan sehari-hari santri," terangnya.

Selain itu, dalam pengajaran ilmu sains ini juga berdampak positif bagi santri. Ditandai dengan kebiasaan santri yang mampu memisahkan jenis sampah organik dan non organik.

Kemudian sampah organik akan diubah menjadi pupuk untuk kebutuhan lahan pertanian dan perikanan milik pondok pesantren. Sedangkan sampah non organik akan didaur ulang menjadi biji plastik.

"Pesantren kami kan berdiri di atas tanah seluas dua hektare terdiri dari lahan pertanian dan perikanan. Jadi sampah daur ulang itu disulap menjadi pakan ikan dan pupuk buat dilahan pertanian kami," terangnya.

Tidak hanya itu, santri di pesantren ini juga diwajibkan menggunakan bahasa Arab dan Inggris yang masing-masing dari bahasa itu wajib digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari.

"Jadi bahasa arab dua minggu dan bahasa inggris dua minggu dalam sebulan. Penggunaan bahasa itu wajib dilakukan santri saat berkomunikasi," bebernya.



Simak Video "Video: Unjuk Rasa Pecah di Cirebon, Massa Bakar-Jarah Gedung DPRD"

(dir/dir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork