Sang Raja merupakan kolam renang tertua dan pertama di Kabupaten Majalengka. Kolam renang ini berlokasi di Kelurahan/Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka.
Kolam renang ini pernah menjadi primadona masyarakat Majalengka untuk rekreasi. Namun kolam renang yang sudah ada sejak 1819 itu kini kondisinya sudah memprihatinkan.
"Kolam sang raja ini sampai tahun 1990an masih menjadi tempat hiburan utama kota Majalengka. Karena belum ada kolam renang modern," kata Ketua Grumala (Group Madjalengka Baheula) sekaligus penikmat sejarah Majalengka, Nana Rohmana atau akrab disapa Naro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolam renang ini memiliki sejuta kenangan bagi warga Majalengka, termasuk Naro. Tiket masuk ke kolam renang ini hanya Rp100 rupiah.
"Dulu waktu saya kecil Rp100 perak (tiket masuk kolam sang raja)," ujar Naro.
Kolam renang ini penuhnya milik Pemkab Majalengka. Sekitar tahun 2000-an, kolam renang ini pernah dikelola pihak swasta yang berlangsung selama satu tahun. Sepi pengunjung jadi faktor pihak swasta mundur dari status pengelolaan kolam sang raja.
"Saat dikelola sama swasta sebagai rekanan dari Pemda ada tempat wahana permainan lain seperti playing fox, ATP, perahu-perahu, udah lumayan modern. Cuma mungkin promosinya kurang karena dulu mah belum seramai sekarang pengguna internet nya, ya tetep sepi," ucap dia.
![]() |
Ramainya kolam renang modern menjadi penyebab kolam renang sang raja ditinggalkan pengunjung. Tidak adanya inovasi penambahan wahana baru menjadi salah satu pemicu wisata ini sepi pengunjung.
"Kemudian muncul kolam-kolam modern seperti Tirta Indah akhirnya meredup. Karena sampai tahun 90an belum pernah diadakan perehaban atau renovasi hanya ada penambahan kolam di belakangnya itu juga pada tahun 80an," jelas Naro.
Fasilitas di tempat ini mempunyai 3 kolam renang. Adapun 2 kolam renang yang berada di bagian belakang kolam utama, merupakan kolam tambahan pada tahun 1980-an.
"Kolam yang depan satu dan yang belakang itu tambahan pada tahun 80an. Jadi ada 3 kolam. Kemudian ada joglo tempat duduk terus didepan ada panggung kecil. Kamar kecil untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus) itu sudah runtuh bangunannya itu sudah hancur," kata Naro.
Sementara itu, kondisi kolam tersebut terlihat kumuh seperti terbengkalai. Sangat disayangkan kolam renang sejuta kenangan ini jika tidak direvitalisasi kembali.
"Harapannya sih dihidupkan atau diramaikan lagi ya, tempat legendaris warga Majalengka juga kan. Semoga saja ada perhatian lagi lah untuk menghidupkan kembali aktivitas di sana," ucap dia.
Di kolam sang raja sendiri beberapa pohon berukuran besar tampak masih berdiri kokoh. Pohon itu merupakan cendramata dari daerah lain saat peresmian sang raja. Usia pohon itu diperkirakan sudah 1 abad.
(dir/dir)