.webp)
Berjualan es puter durian merupakan pekerjaan yang telah digeluti Roni selama puluhan tahun. Bapak dua anak itu telah berjualan es puter sejak 30 tahun lalu. Melalui usahanya tersebut, pria 57 tahun itu telah berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga menyandang gelar sarjana.
Tidak sampai di situ, Pakde Roni, begitu dia disapa, juga telah berhasil menabung untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Saat ini, ia pun telah memiliki aset berupa empat unit rumah.
Pria asal Klaten, Jawa Tengah itu mulai merintis usaha es puter sejak tahun 1994. Pada awal-awal menjalankan usahanya, Pakde Roni berjualan dengan cara berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan gerobak dorong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menghadirkan menu es puter durian, Pakde Roni sendiri awalnya hanya menjual es puter seperti pada umumnya. Komposisinya pun masih cukup sederhana. Yaitu hanya terdiri dari es puter yang dicampur buah alpukat, roti dan beberapa tambahan lainnya.
"Kalau dulu itu (es puter) campurannya cuma alpukat, roti, bubur pacar dan tape," kata Pakde Roni saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon, baru-baru ini.
Namun seiring berjalannya waktu, ia pun mencoba mengkreasikan es puter buatannya dengan campuran buah durian. Alhasil, rasa dari es puter buatannya pun berubah menjadi lebih nikmat dengan adanya campuran buah durian.
"Campuran durian ini kreasi saya sendiri. Dan, ternyata (dicampur) sama durian rasanya lebih enak. Es puternya juga kita proses lebih baik lagi," kata dia.
Selain untuk menciptakan rasa yang lebih nikmat, inovasi dalam mencampurkan buah durian pun ternyata menjadi cara bagi Pakde Roni agar es puter bisa dilirik dan diminati oleh masyarakat dari semua kalangan.
"Jadi memang agar bagaimana orang menengah ke atas itu bisa masuk. Dan, ketika pakai durian, konsumen alhamdulillah. Yang penting duriannya harus yang berkualitas," kata dia.
Saat ini, Pakde Roni telah berjualan secara menetap. Nama lapak jualannya adalah Pondok Es Puter Bapak Roni. Lokasinya berada di kawasan Jalan Veteran, Kebonbaru, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon.
Dalam menjajakan es puter durian, ia masih menggunakan kerobak dengan tenda yang didirikan secara sederhana. Meski begitu, Pakde Roni mengaku telah memiliki banyak pelanggan. Bukan hanya dari Cirebon, para pelanggan es puter durian buatannya ada juga yang datang dari luar daerah.
Untuk satu porsi es puter dengan campuran buah durian lokal, ia menjualnya dengan harga Rp 25.000. Sementara untuk satu porsi es puter dengan campuran buah durian jenis montong, ia jual dengan harga Rp5 0.000.
Dalam sehari, Pakde Roni mengaku bisa menjual hingga puluhan porsi es puter durian. Bahkan, di momen-momen tertentu, ia juga kerap mendapat pesanan dari para pejabat daerah setempat.
"Di Pendopo Bupati hampir setiap tahun kalau Lebaran itu pesan (es puter durian). Terus di rumah dinas Wali Kota juga sama. Jadi kita kirim ke sana," kata dia.
Dari usaha berjualan es puter durian, Pakde Roni telah mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Termasuk menyekolahkan anak-anaknya hingga menyandang gelar sarjana.
"Alhamdulillah dari jualan es puter durian, anak saya dua sarjana semua. Terus rumah udah ada empat. Haji juga Alhamdulillah udah," kata dia.
Di balik kesuksesannya dalam menjalani usaha es puter durian, Pakde Roni tidak lupa berbagi. Ia mengaku selalu menyisihkan uang dari hasil jualannya untuk memberikan bantuan kepada sesama.
"Setiap bulan saya ngasih bantuan ke salah satu pondok pesantren. Kadang saya bantu untuk kebutuhan santri atau ketika pondok ada kegiatan saya juga bantu. Jadi setiap pulang jualan itu saya sisihkan uang," kata dia.
"Insyaallah kalau kita sedekah usaha kita akan berkah. Rezeki kita tidak akan berkurang. Malahan rezeki kita akan bertambah," imbuh Pakde Roni.
(sud/sud)
