Geger Macan Tutul Panjat Pohon di Desa Tundangan Kuningan

Geger Macan Tutul Panjat Pohon di Desa Tundangan Kuningan

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 23 Jan 2024 15:00 WIB
Sekor macan tutul naik ke atas dahan pohon di Kuningan
Sekor macan tutul naik ke atas dahan pohon di Kuningan. Foto: Istimewa
Kuningan -

Warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat digegerkan dengan kemunculan seekor macan tutul yang berjalan di atas pohon. Kemunculan macan tutul itu viral di media sosial (medsos).

Video amatir kemunculan macan tutul itu dibagikan akun TikTok @kuninganmass, Jumat (19/1/2024) lalu. Kejadian itu terjadi di Desa Tundangan, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan.

Dari video yang dilihat detikJabar macan tutul itu berjalan di atas pohon dan menjadi tontonan warga. Macan tutul itu, disebut warga sebagai maung, padahal maung dalam Bahasa Indonesia adalah harimau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada maung, ada maung (ada harimau, ada harimau), ada maung naek ka luhur (ada harimau naik ke atas)," teriak perekam.

Meski cahaya video itu tidak cukup jelas, namun terlihat seekor hewan seperti kucing berukuran besar naik ke dahan pohon dan berjalan di dahan pohon. Ekor dari macan tutul itu terlihat sangat jelas.

ADVERTISEMENT

Dikonfirmasi terpisah kepada BBKSDA Jabar, Humas BBKSDA Jabar Ery Mildranaya membenarkan informasi tersebut. Namun menurutnya, hewan karnivora itu sudah kembali ke hutan.

"Per tanggal 16 Januari jam 03.30 WIB, hasil pemantauan kawan-kawan resort melaporkan macan tutul sudah kembali ke hutan dan telah dikoordinasikan pula dengan Perhutani Kuningan untuk meningkatkan sinergitas pemantauan," kata Ery dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar, Selasa (23/1/2024).

"Per 17 januari hasil pemantauan melaporkan macan tidak kembali," tambah Ery.

Belum diketuai penyebab macan tutul turun ke pemukiman, menurutnya macan tutul itu masih berusia muda. Remaja," ujar Ery.

Disinggung soal asal-usul macan tutul itu, BBKSDA mengaku masih menelusurinya. Dengan ada kejadian ini, pihaknya terus tingkatkan pengawasan dan koordinasi dengan Perhutani Kuningan.

"Kami tidak dapat detailnya, namun koordinasi dengan Perum Perhutani Kuningan, mengingat kawasan konservasi yang ada relatif kecil (TWA Linggarjati)," pungkasnya.

(wip/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads