Macan tutul jantan tersebut dikabarkan masih berada di karantina. Abi Budiharto, aktivis satwa liar Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) menganjurkan agar macan tersebut tidak terlalu lama di karantina karena akan mengikis insting liar hewan tersebut.
"Kondisi sudah pulih dan sebenarnya enggak boleh terlalu lama juga di PPSC. Karena kalau terlalu lama instingnya akan berubah," kata Abi kepada detikJabar, Rabu (3/1/2024).
Sejak mendapat penanganan, kondisi hewan bernama latin Panthera pardus melas tersebut membaik. Hal itu berkat penanganan intensif dokter hewan yang melakukan perawatan sejak hari pertama.
"Waktu kemarin itu sampai Cikananga jam 22.00 WIB, malam. Langsung diperiksa dokter kondisi baik sekali, tinggal menunggu BKSDA, kementrian kehutanan untuk kira-kira langkah selanjutnya apa. Karena sampai sementara ini masih kita karantina," ujar Abi.
Untuk rencana pelepasliaran, Abi mengusulkan hewan tersebut dikembalikan ke habitatnya semula. Asalkan, kawasan pelepasliaran disterilkan dari perangkap babi terlebih dahulu.
"Idealnya balik lagi ke habitat semula, hanya harus dibersihkan dari jerat perangkap babi ya, ini saja idealnya kembali ke habitat semula. Kalau saya pribadi, merekomendasikan untuk balik lagi ke habitat semula," pungkasnya.
![]() |
Sebelumnya, seekor macan tutul berukuran besar terjerat jebakan babi milik petani di Kampung Cikalaces, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi.
Kejadian ini sudah ditangani oleh tim gabungan BKSDA dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC). Macan tutul itu sudah dievakuasi ke PPSC Sukabumi.
BBKSDA Jabar pastikan, kondisi macan tutul berukuran besar itu saat ini dalam keadaan sehat. "Sesuai keterangan dokter hewan PPS Cikanangan berdasarkan hasil pemeriksaan, sehat sudah dipastikan tidak ada cedera atau luka," kata Humas BBKSDA Jabar Erry Mildranaya via pesan singkat, Kamis (28/12/2023). (sya/yum)