Profesi Unik Rumanto, Sang Pemburu Tikus Dibantu Anjing Kesayangan

Serba-serbi Warga

Profesi Unik Rumanto, Sang Pemburu Tikus Dibantu Anjing Kesayangan

Ony Syahroni - detikJabar
Kamis, 18 Jan 2024 14:30 WIB
Rumanto, pemburu tikus asal Cirebon
Rumanto, pemburu tikus asal Cirebon (Foto: Ony Syahroni/detikjabar).
Cirebon -

Pekerjaan yang dilakoni Rumanto boleh dibilang cukup unik. Warga Desa Ujung Gebang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon itu membuka jasa sebagai pemburu tikus di area persawahan.

Setiap menjelang musim tanam, tidak jarang Rumanto mendapat panggilan dari para petani. Ia kerap diminta untuk membasmi tikus-tikus yang dianggap sebagai hama bagi tanaman padi milik para petani.

Dalam menjalani pekerjaan ini, Rumanto tidak sendiri. Ia selalu ditemani oleh anjing-anjing peliharaannya. Anjing-anjing itu selalu diajak oleh Rumanto untuk membantunya dalam berburu tikus di area persawahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria 45 tahun itu mengaku, telah melakoni pekerjaan ini selama kurang lebih 15 tahun. Selama itu pula, Rumanto selalu menerjunkan anjing-anjing peliharaannya untuk melakukan perburuan.

Meski hanya berjenis anjing kampung, namun anjing milik Rumanto sangat bisa diandalkan untuk berburu tikus. Ini karena Rumanto telah melatih anjing-anjingnya sejak mereka masih kecil.

ADVERTISEMENT

Saat ini, Rumanto mengaku, telah memiliki sebanyak enam ekor anjing. Keenam anjing itu pun telah dilatih sebagai pemburu tikus.

"Ngelatihnya dari kecil. Kalau sudah pinter baru bisa kita ajak (berburu tikus). Sekarang di rumah ada enam (anjing). Dan itu sudah terlatih semua," ucap Rumanto saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon, baru-baru ini.

Setiap mendapat panggilan untuk membasmi hama tikus di area persawahan, Rumanto biasa membawa sekitar tiga ekor anjing yang sudah terlatih.

Hal ini seperti yang terlihat saat ia melakukan perburuan tikus di area persawahan Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.

Dalam melakukan perburuan tikus di area persawahan, Rumanto selalu mengandalkan anjing-anjing berjenis kelamin betina. Usia dari anjing-anjing milik Rumanto pun berbeda-beda. Ada yang berusia sekitar 1 tahun hingga 2 tahun.

Dari sekian ekor anjing yang dimiliki Rumanto, dua di antaranya bernama Kapuk dan Tarsih. Kapuk merupakan anjing berjenis kelamin betina dengan usia 14 bulan. Sementara Tarsih, merupakan anjing berjenis kelamin betina dengan usia 2 tahun.

Saat Rumanto melakukan perburuan tikus di area persawahan Desa Bayalangu Kidul, Kapuk dan Tarsih turut dilibatkan. Keduanya pun nampak sangat cekatan.

Saat melihat ada tikus yang muncul dan berlari, kedua anjing itu langsung bergerak cepat untuk menangkapnya. Bahkan ketika ada tikus mencoba lari ke aliran sungai, kedua anjing itu tak segan untuk menceburkan diri demi mendapatkan tikus buruannya.

Sebagai anjing yang sudah dipelihara sejak kecil, Kapuk dan Tarsih pun nampak sangat dekat dengan Rumanto. Bahkan sesekali kedua anjing itu memperlihatkan sikap manjanya kepada Rumanto.

"Mereka (Kapuk dan Tarsih) emang manja. Karena sudah dipelihara sejak kecil, jadi udah deket," kata Rumanto.

Aksi berburu tikus sendiri merupakan kegiatan rutin dari para petani di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Kegiatan itu biasanya mereka lakukan setiap akan memasuki musim tanam.

Bagi para petani, tikus di area persawahan merupakan hama yang bisa merusak tanaman padi milik mereka. Oleh karenanya, mereka pun selalu rutin melakukan perburuan untuk membasmi hama tikus sebelum musim tanam dimulai.

Di Kabupaten Cirebon, kegiatan berburu tikus di area persawahan itu dikenal dengan istilah Gropyokan. Dalam melakukan perburuan ini, para petani di desa setempat pun selalu melibatkan orang-orang yang berprofesi sebagai pemburu tikus. Seperti pekerjaan yang dilakoni oleh Rumanto.

"Kita memang sengaja ngundang yang punya anjing yang biasa berburu tikus. Jadi petani yang gali lubang-lubang tikus, kalau tikusnya keluar anjing yang nangkep," kata Kepala Desa (Kuwu) Bayalangu Kidul, Sugiarto.

Menurut Sugiarto, kegiatan berburu tikus biasanya akan berlangsung selama beberapa hari. Perburuan dilakukan dengan cara menyisir lahan pertanian dan mencari lubang yang disinyalir sebagai tempat bersarangnya tikus.

"Di sini ada delapan kelompok tani. (Berburu tikus) paling delapan hari," kata dia.

Sugiarto mengatakan, dalam menggunakan jasa pemburu tikus yang menerjunkan anjing terlatih, pihaknya biasa memberikan bayaran sebesar Rp300 ribu/setengah hari. Bayaran dengan nominal tersebut untuk setiap satu orang pemburu yang membawa tiga ekor anjing.

"(Pemburu tikus) setengah hari (bayarannya) Rp300 ribu. Satu pemburu bawa tiga ekor anjing," kata dia.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads