Pemilu 2024 memiliki banyak cerita dari sosok calon legislatif (caleg). Salah satunya datang dari sosok Yulianah (51), yang merupakan seorang penjahit permak baju dan celana di Kabupaten Cirebon.
Yulianah pada Pemilu 2024 memberanikan diri untuk maju bertarung berebut kursi legislatif. Dia maju di Dapil III Indramayu dari Partai NasDem.
Dia menceritakan perjalanan hidupnya hingga tertarik terjun ke dunia politik. Yuliana yang sebelumnya merupakan pengrajin sandal hotel ini telah 15 tahun menekuni usaha permak baju dan celana di Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu (pengrajin sandal hotel tapi) bangkrut, karena modal kurang jadi kalah saing, sejumlah alat dijual buat bertahan hidup," kata dia kepada detikJabar, Rabu (27/12/2023).
Karena kondisi mendesak, dia lalu banting setir menjadi penjahit permak baju dan celana.
"Awalnya belajar ngejahit dari suami saya pake mesin jahit yang saya beli Rp 500 ribu," paparnya.
Dalam menjalanakn usahanya, dia menyewa sebuah rumah di Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon yang dijadikan sebagai bengkel permak baju dan celana.
"Alhamdulillah vermak levis lebih menjanjikan, sehari bisa dapet Rp 200-Rp300 ribu," jelasnya.
Setelah belasan tahun menjadi tukan permak baju dan celana di Cirebon, secara tidak sengaja dia bertemu dengan teman dari suaminya yang merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
"Jadi awalnya temen suami saya yang anggota DPRD Provinsi datang ke rumah, terus ngobrol-ngobrol soal kondisi masyarakat," ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan, awalnya tidak tertarik dengan politik karena dianggapnya kotor. Namun setelah bertemu dengan teman dari suaminya dirinya mulai tertarik dengan politik.
"Terus saya diajak terjun langsung ke partai politik, tiba-tiba pemikiran itu berubah secara drastis. Ini merupakan pengalaman pertama saya terjun masuk ke dalam ranah politik dalam hidup saya," terangnya.
Wanita yang mencalonkan diri di Daerah pemilihan (Dapil) III Indramayu ini juga menjelaskan, dalam kontestasi pemilu 2024 nanti, dia sangat optimistis bisa menjadi anggota DPRD Indramayu karena banyak mendapat dukungan dari keluarga maupun masyarakat.
"Keluarga mendukung dalam pencalegan kali ini dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat. Masyarakat sekitar mendukung penuh dirinya maju dalam pencalegan," kata dia.
Tidak hanya itu, dia mengatakan, di usianya yang sudah menginjak lebih dari setengah abad ini ingin berkontribusi dan memberi manfaat bagi masyarakat.
"Saya belum punya anak, jadi saya korbankan hidup saya di usia sekarang buat masyarakat," tuturnya.
Saat ditanya mengenai biaya operasional untuk maju sebagai caleg, dia mengungkapkan biaya operasional tersebut bersumber dari hasil penghasilan sebagai penjahit.
"Selama saya berkeliling ke masyarakat, saya cuma memberikan cinderamata seadanya dan makan bersama secara sederhana," terangnya.
Dia juga menerangkan, dalam pencalonannya sosok yang paling mendukung adalah suami yang rela turun ke masyarakat tanpa mengenal waktu.
"Dulunya suami saya adalah guru honorer, karena tidak diangkat menjadi PNS akhirnya memilih menjadi tukang cukur di Indramayu. Dia yang paling mendukung saya sampe nggak kenal waktu kalau sudah turun ke masyarakat," bebernya.
"Saya sama suami juga ingin menunjukkan kalau orang kecil juga punya mimpi yang besar buat masyarakat," tutupnya.
(mso/mso)