Membahas tentang sejarah Cirebon tentu tidak akan pernah habisnya. Salah satu yang menarik untuk diulas lebih jauh adalah tentang senjata yang digunakan oleh prajurit Kesultanan Cirebon pada saat mereka berperang melawan penjajah.
Kepala Informasi dan Budaya Keraton Kasepuhan Cirebon Iman Sugiman mengatakan pada dahulu ada banyak sekali jenis senjata yang sampai sekarang masih disimpan seperti pedang, tombak, golok, panah, kujang, mata tombak, trisula dan juga keris serta beberapa senjata tradisional. Senjata itu masih tersimpan rapi di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon.
"Selain itu ada juga senapan yang berasal dari Eropa, biasanya senjata yang dari Erop seperti senapan bayonet dan meriam merupakan rampasan perang dari portugis." kata Iman belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada juga senjata-senjata yang berasal dari Mesir," tambah Iman.
Senjata-senjata tersebut tersimpan dengan rapi dalam kotak kaca di Museum Keraton Kasepuhan. Terlihat berbagai macam jenis senjata baik yang berukuran besar seperti tombak, bayonet, pedang, keris brojol dan trisula ada juga senjata ukuran kecil seperti pisau dengan berbagai macam bentuk serta ukuran.
Salah satu jenis pedang yang ada di museum adalah pedang pelantikan yang dibaluti dengan warna emas. Terdapat ukiran di bagian bawah dan atas pedang. Di sampingnya ada sebuah senapan gaya bangsa Eropa zaman dahulu. Di bagian lain terdapat keris brojol yang digunakan pada masa Sunan Gunung Jati hingga Penambahan Ratu II sekitar tahun 1479-1597 M.
![]() |
Pada saat ingin berperang senjata-senjata tersebut dimasukan ke dalam sebuah sumur beracun yang bernama Sumur Upas atau Sumur Soka. Nama sumur ini diambil dari sebuah pohon. Lokasinya pohonnya berada persis di dekat sumur.
"Pada saat ingin berperang para prajurit merendam semua senjata terlebih dahulu di Sumur Upas yang beracun," kata Iman.
Konon katanya racun dari Sumur Upas sangat efektif untuk menyerang lawan. Jika tergores sedikit saja bisa menyebabkan kematian. "Orang kalau terkena goresan dari senjata yang telah direndam dari Sumur Upas itu bisa mati," kata Iman.
Keunikan dari pohon soka adalah batang kayunya yang mengeluarkan bunga, jadi bukan di pucuk daunnya. "Jika lagi berkembang dahan dari pohon soka berubah menjadi warna oren karena banyaknya kembang yang tumbuh," tutur Iman.
Namun beracunnya Sumur Upas bukan berasal dari pohon soka, melainkan dari gas beracun yang keluar dari dalam sumur. "Sumur itu mengandung upas atau racun yang mengeluarkan gas sehingga mencemari air," pungkas Iman.
Untuk tidak terjadi hal yang tidak diinginkan Sumur Upas sekarang diamankan dengan menutup sumur tersebut dengan balutan kain putih yang rapat. Sumur Upas berlokasi di Petilasan Dalem Agung Pakungwati Keraton Kasepuhan.
(sud/sud)