Suara ramai ibu-ibu terdengar dari balik ruangan di SMKN 2 Indramayu, Kabupaten Indramayu. Terlihat beberapa bahan dan peralatan memasak sedang dioperasikan.
Salah satunya Roketi (32), ia juga sibuk mencuci ikan nila dan bandeng sebelum diolahnya menjadi aneka makanan. Dalam pelatihan pemberdayaan sosial tersebut emak-emak dari Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu itu tampak antusias mengolah ragam kuliner berbasis olahan ikan tambak.
Roketi sengaja menutup sementara jualan aneka jajanan anak-anak karena tak mau ketinggalan. Di sela kesibukannya mengikuti pelatihan, Roketi mengaku jualan aneka jajanan anak-anak itu dilakoni selama 12 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jualan sempol ayam dan jajanan anak lainnya udah lama 12 tahun, kadang kalau lahiran berhenti dulu," kata Roketi, Jumat (15/12/2023).
Demi membantu ekonomi keluarga, Roketi tak hanya menjajaki dagangannya di teras rumah. Sesekali ia pun berkeliling ke tetangga desa untuk mengantarkan pesanan. Seperti agar-agar, sempol ayam dan jajanan lainnya.
"Jualan sendiri aja depan rumah kadang keliling kalau ada yang pesen online di Facebook ke tetangga desa aja,"
Dalam sehari, Roketi bisa mendapat omzet mencapai Rp500 ribu. Namun, penghasilan itu belum mencakup biaya modal dan lainnya.
"Alhamdulillah bisa membantu suami yang juga sibuk kerja di konveksi rumahan, karena anak kan 3 jadi butuh penghasilan lebih," ujarnya.
Dari pelatihan ini, Roketi berharap bisa mengingatkan keahliannya agar bisa menjajaki aneka makanan olahan. Ia berencana akan membuka usaha bakso ikan, nuget atau otak-otak berbahan ikan.
Sementara pelatihan pemberdayaan sosial pena mandatori ini merupakan satu program dari Kementerian Sosial. Merujuk dari usaha kearifan lokal di Kecamatan Pasekan seperti cabut duri ikan bandeng, pelatihan ini juga dikhususkan untuk pengolahan kuliner dari ikan tambak.
Dengan menghadirkan mentor andal, 30 orang peserta dilatih mengolah bahan dasar ikan nila, bandeng dan udang kemudian diolah menjadi aneka kuliner. Mulai dari nuget, otak-otak, bakso ikan, sampai cendol hingga brownies nila dan abon.
"Mereka pun ingin mengembangkan olahan dari bandeng jadi pengolahannya dari kuliner berbasis ikan tambak," kata Penyelenggara Pelatihan, Agus Eliagunawan.
Selain untuk meningkatkan nilai dari ikan tersebut. Pelatihan juga dilakukan untuk menambah kapasitas diri bagi setiap peserta. Dimana, mereka merupakan ibu-ibu yang ada dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
"Iya ini juga untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem," ucapnya.
Mengutip dari situs resmi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, angka kemiskinan di Kabupaten Indramayu terpantau berangsur turun selama setahun terakhir. Berdasarkan data yang dirilis BPS Jabar, yang semula di tahun 2021 penduduk dengan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Indramayu jumlahnya mencapai 75.820 jiwa, sementara itu pada 2022 lalau mengalami penurunan menjadi 53.050 jiwa.
Selain kemiskinan ekstrem, Anggota DPR RI Komisi VIII Selly Andriany Gantina menyebut program kementerian sosial ini pun bertujuan untuk mengurangi angka TPPO dan Pekerja Migran Indonesia di Kabupaten Indramayu. Sehingga, melalui kerja sama dengan pemerintah daerah untuk membuat program kewirausahaan ekonomi.
Selly menyebut, pelatihan pena mandatori ini akan menumbuhkan minat usaha dari para KPM. Bahkan, mereka yang juga dilatih Capacity Building untuk mengoptimalkan hasil program pelatihan.
"Ada capacity building untuk penguatan para pelaku usaha. Karena yang sudah sudah bantuan berkelompok tanpa penguat tim building yang ada, bantuan itu akan bubar di tengah jalan," ujar Selly.
Tak berhenti disitu, dari program ini para peserta mendapat bantuan fisik berupa peralatan dapur hingga membantu pemasaran produk yang sudah mereka pelajari.
"Ibu Mensos sendiri sudah menyampaikan ke pemerintah Indramayu, kita sudah memiliki pasar, pasar kita ini ada PHRI (Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia). Jadi mereka yang mendapat bantuan pelatihan, mereka bisa menjaga produk mereka sesuai dengan standar yang diinginkan PHRI. Nanti yang grade-nya bagus nanti akan dibeli PHRI dan sisanya akan dipasarkan di sekitar Indramayu," jelasnya.
(sud/sud)