.webp)
Pemerintah Kabupaten Majalengka memastikan seluruh masyarakatnya dapat mengakses kesehatan gratis yang berkualitas, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mengeluhkan kualitas pelayanan kesehatan.
Bupati Majalengka Karna Sobahi menyebut upaya peningkatan kualitas kesehatan sebagai pelayanan dasar bagi masyarakat merupakan buah dari visi dan misi Kabupaten Majalengka.
"Sehingga masyarakat bisa menikmati pelayanan kesehatan gratis," kata Karna kepada detikJabar, Selasa (4/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Karna menambahkan, bukan hanya akses kesehatan, pihaknya juga terus mendorong pelayanan kesehatan tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial, ekonomi atau geografis masyarakat.
"Warga Majalengka ketika ditanya butuh apa, (jawabnya) adalah butuh layanan kesehatan yang mudah dan murah. Makanya politik anggaran saya geser ya dari prioritas kesekian menjadi prioritas utama," ujar Karna.
Dalam mewujudkan hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Agus Susanto mengaku, pihaknya sudah menaruh perhatian besar pada bidang layanan kesehatan. Salah satunya dengan memberikan layanan BPJS Kesehatan gratis bagi masyarakat miskin di Majalengka.
Saat ini, kata Agus, Pemkab Majalengka sudah meluncurkan program Universal Health Coverage (UHC) Jaminan Kesehatan. "Kabupaten Majalengka pun telah mencapai status UHC Non Cut Off, sehingga memungkinkan akses pendaftaran JKN langsung aktif tanpa masa tunggu," ucap Agus.
Sementara, Deputi Direksi Wilayah IV BPJS Kesehatan Arif Saepudin menyebutkan, data kepesertaan program JKN adalah di angka 95,71 persen atau 276.265 juta dari 277 juta. Sedangkan di Jawa Barat, capaian UHC-nya mencapai 95,14 persen atau 46 juta dari 49 juta.
"Sangat membanggakan bagi kita semua, Kabupaten Majalengka capaiannya pada hari ini adalah di angka 95,99 persen. Artinya diatas angka nasional dan diatas angka rata-rata Provinsi Jawa Barat," Arif.
Tak hanya itu, Arif menambahkan, cakupan peserta aktif di Kabupaten Majalengka ada di angka 75,03 persen. Capaian itu diatas angka rata-rata Jawa Barat, yang mencapai 71,55 persen.
