Musim penghujan mulai memasuki wilayah Kabupaten Majalengka. Ancaman berupa banjir harus diwaspadai masyarakat setempat. Pasalnya potensi banjir di Majalengka diprediksi bakal meningkat.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka Rezza Permana mengungkapkan, berdasarkan kajian risiko bencana musim hujan ada 76 ribu warga yang terancam terkena dampak bencana banjir.
"Jumlah warga terancam banjir tersebut tersebar di 57 desa di 15 kecamatan se-Kabupaten Majalengka," kata Rezza kepada detikJabar, Senin (27/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 15 kecamatan rawan banjir, lanjut Rezza, titik paling banyak di wilayah Utara Majalengka. Sedangkan di wilayah Selatan hanya ada 2 kecamatan.
"15 kecamatan rawan banjir tersebut rata-rata berada di wilayah Utara Majalengka, di antaranya, Ligung, Sumberjaya, Jatitujuh, dan lainnya. Sementara daerah rawan banjir di wilayah Selatan Majalengka meliputi dua kecamatan, yakni Cikijing, dan Talaga, karena terdapat Sungai Cilutung yang kerap meluap saat hujan deras," ujar Rezza.
Sementara itu, Rezza menyampaikan, hasil koordinasi dengan BMKG Kertajati Majalengka, mulai Desember 2023 nanti, Majalengka akan diguyur hujan hingga 300 mm. Potensi curah hujan tersebut diprediksi semakin meningkat hingga 500 mm.
Dengan demikian, warga setempat diimbau waspada terhadap peningkatan potensi curah hujan tersebut. Sebab, curah hujan yang tinggi dikhawatirkan bakal menimbulkan bencana banjir, longsor, hingga pergerakan tanah.
"Kami menyiagakan 74 personel untuk mengantisipasi peningkatan potensi bencana saat musim hujan, khususnya saat curah hujan di Majalengka mulai meningkat," jelas dia.
Peralatan BPBD Memprihatinkan
Disamping bersiap menyambut musim penghujan, peralatan penanggulangan bencana di BPBD Majalengka kondisinya cukup memprihatinkan. Peralatan yang kondisinya cukup memprihatinkan itu adalah alat-alat yang biasa digunakan untuk penanggulangan bencana longsor dan tanah bergerak.
"Rata-rata (peralatan di BPBD) kondisinya memprihatikan, karena sudah tua. Tapi secara umum masih bisa digunakan dan berfungsi baik," ujar Rezza.
Meski dihadapkan dengan kondisi tersebut, BPBD mengaku, akan memaksimalkan peralatan tersebut. Pasalnya, kata Rezza, kenyamanan masyarakat adalah prioritas bagi pihaknya.
"Kondisi peralatan yang seadanya ini sama sekali tidak mengurangi kewaspadaan kami untuk menanggulangi bencana selama musim hujan," ujar dia.
"Meski sebagian kondisinya seperti demikian, namun kondisi peralatan penanggulangan bencana banjir relatif cukup baik, di antaranya, tujuh unit perahu karet berikut mesin pendorongnya, life jacket, dan lainnya," sambungnya.
(mso/mso)