Jika di dalam kebudayaan Eropa ada cerita detektif seperti 'Petualangan Tintin' dan 'Sherlock Holmes', atau di Jepang ada 'Detektif Conan', maka di Sunda ada 'Si Bedog Panjang'.
Bedanya, jika dalam tiga cerita dari Eropa dan Jepang yang disebut namanya itu sebagai sosok utama atau yang bertindak sebagai 'detektif', dalam cerita Si Bedog Panjang bukan.
Dalam cerita yang ditulis H. Wiredja Ranusulaksana atau masyhur dengan nama pena Ki Umbara (1914-2004), Si Bedog Panjang justru sosok misteri yang dipecahkan oleh 'para detektif'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita ini berlatarkan siswa-siswa Normaal School atau Sekolah Guru di Banten, namun sejumlah tempat di Priangan juga disinggahi dalam jalinan cerita ini.
Kejadian aneh terjadi di sekolah itu. Sejumlah siswa dihantui sosok 'Si Bedog Panjang', seorang yang mengenakan penutup muka dengan golok panjang tersemat di pinggangnya. Cerita detektif ini cukup menegangkan, membuat pembacanya 'pogot' atau tak bisa lepas dari apa yang sedang dibaca.
Biografi Ki Umbara
Situs Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menerangkan, Ki Umbara merupakan nama pena sastrawan yang bernama sesungguhnya H. Wiredja Ranusulaksana.
Ki Umbara lahir di Desa Bendungan, Kecamatan Lebakwangi, Kewedanaan Luragung, Kabupaten Kuningan, 10 Juli 1914. Ki Umbara meninggal dunia di Bandung, pada hari Jumat, 24 DΓ©sΓ©mber 2004.
Tulisan-tulisan Ki Umbara banyak yang bertema 'Siluman'. Kocap tercerita, sedari kecil Ki Umbara sudah menyukai hal-hal yang berbau gaib. Misalnya, ia sering tidur di kuburan, padahal menurut anggapan orang di kampungnya tempat itu merupakan sarang bangsa siluman.
Keunikan lainnya, dia mengumpulkan informasi tentang gaib dengan cara bertanya kepada guru mengajinya, ahli jin, atau dukun beranak. Maka tidak mengherankan jika di dalam karya-karyanya kerap dijumpai jangjawokan (jampi-jampi) yang hidup di lingkungan masyarakatnya.
Ki Umbara mulai mengarang cerpen tentang siluman pada tahun 1963, yaitu cerpen berjudul "Kasilib" yang dimuat dalam majalah Mangle. Sejak itulah, cerita tentang siluman yang ditulisnya banyak bermunculan dan dibukukan.
Menurut Ajip Rosidi dalam Eundeuk-eundeukan (1998), Ki Umbara pernah menerangkan bahwa niat mengarang cerita siluman, antara lain untuk menghilangkan ketakhayulan di kalangan orang Sunda. Selain itu, ingin menanamkan keyakinan bahwa menjalankan syariat agama seperti salat, puasa, dan lain-lain merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan orang Islam.
Cerita 'Si Bedog Panjang' juga seperti penuh dengan nuansa gaib, sebab Si Bedog Panjang selalu menampakkan diri ketika malam. Namun 'kegaiban' itulah yang ingin dipecahkan Ki Umbara dengan alur detektif.
Sinopsis Si Bedog Panjang
Si Bedog Panjang pertama kali diterbitkan Penerbit Rahmat Cijulang pada 1967. Di sini, detikJabar menggunakan cetakan Kiblat Buku Utama tahun 2020. Buku ini tebalnya 88 halaman, ditulis dalam bahasa Sunda.
Cerita bermula pada fragmen Yunus dan Cece, siswa kelas senior di Normaal School menjemput 'Winarya', calon murid baru dari Kuningan di stasiun, di Serang. 'Winarnya' menggunakan tanda kutip sebab itu bukan nama sebenarnya.
Nama asli murid baru itu Sunarya, sementara 'Winarya' adalah nama kakaknya. Kakaknya yang sebenarnya lulus ujian ke Normaal School, tapi dia yang sekolah. Tanda tanya besar dimulai sejak permulaan.
Cerita berkembang dengan datangnya Si Bedog Panjang, sosok yang mencari Winarya yang asli. Namun, berulangkali kesempatan mendapatkan Winarya, Si Bedog Panjang kembali gagal dan gagal.
Cece dan Yunus adalah dua sahabat karib. Keduanya berupaya mengurai peristiwa demi peristiwa yang mereka alami bersama 'Winarya' bertalian dengan Si Bedog Panjang. Yunus adalah tokoh berpikiran detektif dalam hal ini. Sementara Cece masih selalu perlu waktu lama untuk mencerna makna peristiwa.
Belakang diketahui Si Bedog Panjang adalah Murnasim, adik ibu Sunarya yang meninggal dunia beberapa waktu lalu. Ibunda Sunarya pernah menikah dengan saudagar bernama Ce Amir yang kaya raya. Sepeninggal Ce Amir, perempuan itu menikah dengan ayahanda Winarya.
Namun, harta bendanya habis dipakai berjudi oleh suaminya yang baru itu. Ajal menjemputnya. Tersisalah satu kotak emas, dan kotak itu dititipkan kepada Winarnya oleh ayahnya yang dipenjara karena kriminal.
Kotak itulah yang sebenarnya diincar Si Bedog Panjang alias Murnasim. Maksud Murnasim adalah agar kotak isi emas itu jatuh ke tangan yang berhak, yaitu Sunarya. Cerita berakhir haru. Ternyata Si Bedog Panjang yang selama ini dianggap musuh bersama, punya hati yang bersih dan tujuan yang murni.
(tey/tey)